Indonesia Impor 500 TKA China Lagi Antara Akhir Juni atau Awal Juli

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 29 Mei 2020 | 05:34 WIB
Indonesia Impor 500 TKA China Lagi Antara Akhir Juni atau Awal Juli
Ilustrasi TKA China. (Foto: Antaranews.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jodi menuturkan, penciptaan lapangan kerja adalah prioritas utama dari pemerintah. Ia meminta agar hal itu tidak dibalik dengan informasi yang menyesatkan.

Ia menambahkan, apa yang dijalankan pemerintah sekarang adalah implementasi secara konsisten dari semangat Undang-Undang Minerba yang melarang ekspor mineral mentah yang dikeluarkan oleh pemerintah sebelumnya.

"Pemerintah sekarang yang mengeksekusi. Hasilnya, selain penyerapan tenaga kerja lokal seperti yang sudah saya jelaskan, adalah devisa ekspor. Pada 2014, ekspor besi baja sebagai produk hilirisasi nikel ini hanya 1,1 miliar dolar AS, di 2019 angkanya melonjak menjadi 7,2 miliar dolar AS," katanya.

Nikel dinilai jadi salah satu peluang untuk mentransformasi ekonomi karena Indonesia memiliki cadangan nikel paling besar di dunia, dan mineral tersebut juga digunakan secara luas di industri.

Baca Juga: Ratusan TKA China Dipulangkan Usai Kontrak Kerjanya Habis di Indonesia

Selain untuk stainless steel, nikel juga merupakan bahan utama dari lithium baterai yang merupakan komponen utama dari mobil listrik dan hampir seluruh peralatan elektronik yang memerlukan baterai.

"Yang kita butuhkan adalah investasi hilirisasi di sektor ini. Inilah yang saat ini sedang kita dorong. Mulai 2014, investasi di sektor hilirisasi nikel untuk stainless steel mulai mengalir, seiring dengan dilarangnya ekspor bijih nikel," katanya.

Oleh karena itu, persiapan sumber daya manusia untuk menyambut hilirisasi bahan material untuk lithium baterei pun disiapkan sejak dini.

Mulai tahun ini, tepatnya setelah normalisasi restriksi akibat pandemi COVID-19, akan ada tambahan pengiriman 500 orang mahasiswa dengan target 3.000 orang sampai dengan 2024 untuk program S-1, S-2, S-3 dan program kejuruan.

"Nantinya lebih banyak sumber daya manusia akan mendapatkan pelatihan kejuruan atau melanjutkan pendidikan tinggi dan mendapatkan transfer of knowledge dan transfer of technology yang akan bermanfaat bagi Indonesia untuk leap frog dalam pengembangan industri ke depan," kata Jodi. (Antara)

Baca Juga: Tunda Kedatangan 500 TKA China ke Sulteng, Stafus: Tunggu Situasi Aman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI