Suara.com - Usai menikmati libur lebaran yang singkat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (26/5/2020) dibuka perkasa melawan dolar AS.
Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor, nilai tukar rupiah menguat tipis 11 poin ke posisi Rp 14.774 per dolar AS dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya di level Rp 14.785 pada tanggal 20 Mei 2020.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi, pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa ini kembali perkasa melawan dolar AS.
Menurut pengamatannya, pelonggaran lockdown dan kabar kemajuan penemuan vaksin masih menjadi penggerak penguatan aset-aset berisiko di pasar keuangan.
Baca Juga: Pelonggaran Lockdown dan Penemuan Vaksin Jadi Penguat Nilai Tukar Rupiah
Sentimen ini, jelasnya, menutupi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah yang masih meningkat dan ketegangan baru AS dan China.
Sehingga, membuat nilai tukar negara berkembang seperti rupiah terlihat menguat pagi ini terhadap dolar AS.
Ariston melanjutkan, Jepang juga dikabarkan mencabut status darurat corona. Singapura akan melakukan pelonggaran lockdown tahap 2. Inggris melanjutkan rencana pembukaan lockdown yang akan dijalankan di bulan Juni.
Apalagi, terdapat kabar gembira dari perusahaan Bioteknologi AS Novavax mengumumkan kemajuan penemuan vaksin yang saat ini sedang melakukan uji klinis terhadap manusia.
Namun di sisi lain, penyebaran wabah yang masih meningkat tetap masih menjadi kekhawatiran pasar karena vaksin belum ditemukan.
Baca Juga: Atta Halilintar Pusing Rogoh Kocek Miliaran Rupiah Buat Gaji Pegawai
"Rupiah berpotensi turut menguat dengan sentimen positif tersebut. Dengan potensi ke area support Rp 14.600 dan resisten di kisaran Rp 14.800," kata Ariston dalam riset hariannya, Selasa (26/5/2020).