Dewi (40 tahun), pekerja sebuah restoran di BSD, Tangerang Selatan, Banten, yang baru di-PHK pada 20 Maret 2020, mengaku senang atas bantuan dari Diaspora Peduli ini. Dewi yang memiliki dua anak dan single parent itu berharap, bantuan sebesar Rp780 ribu itu bisa menutupi kebutuhan hidup keluarganya ke depan.
"Meski kecil, bantuan ini sangat berarti untuk membeli sembako. Saya akan gunakan sebaik-baiknya dan sehemat mungkin," ujar Dewi.
Hal senada diungkapkan rekannya, Yadi Mulyadi (48) dari Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebagai pengemudi di perusahaan logistik dan memiliki tiga anak, setelah di-PHK, Yadi mengaku bekerja serabutan, seperti sopir angkot, hingga menjadi nelayan.
"Saya simpati adanya Program Diaspora Peduli ini, dan berharap ke depan, Diaspora Peduli imembawa kebaikan bagi keluarga saya dan teman-teman saya yang di-PHK," katanya.
Baca Juga: Pastikan Pembayaran THR, Kemnaker Siapkan Posko Pengaduan Online
Korban PHK lainnya, Sumandra Febriana (36), juga tak kalah senang atas bantuan yang diterima dari Diaspora Peduli. Setelah tak bekerja, untuk mencari pemasukan bagi keluarganya, Febri menjadi pengantar makanan.
Ketika bekerja di restoran, Febri digaji sebesar Rp 3,5 juta dan tak menerima pesangon setelah di-PHK pada 20 Maret 2020. Bantuan Diaspora Peduli akan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, serta membayar listrik.
"Terimakasih banyak kepada Kemnaker dan diaspora yang telah membantu kami, korban PHK. Bantuan ini untuk kelangsungan hidup keluarga kita (korban PHK) dan keluarga kami," ujarnya.