Hampir Tak Ada Kegiatan Bisnis, Kuartal II Ekonomi RI Makin Ambyar

Selasa, 19 Mei 2020 | 14:12 WIB
Hampir Tak Ada Kegiatan Bisnis, Kuartal II Ekonomi RI Makin Ambyar
Mantan Deputi Senior Bank Indonesia (BI) sekaligus Direktur Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara. (Suara.com/Ahmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Deputi Senior Bank Indonesia (BI) sekaligus Direktur Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan semakin jatuh terjerembab negatif akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih buruk dari pada yang saat ini ada, kemungkinan besar di kuartal II ini mungkin bisa negatif," kata Mirza dalam sebuah diskusi secara virtual, Selasa (19/5/2020).

Negatifnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tersebut imbas hampir tidak adanya kegiatan ekonomi yang dilakukan, karena pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk memperkecil kasus penularan virus corona, terutama di wilayah DKI Jakarta yang menyumbang 30 persen porsi ekonomi nasional.

"Karena kuartal II itu bisa dibilang tidak ada aktivitas. Sedikit sekali aktivitas sektor riil karena ada PSBB di berbagai kota, termasuk di Jakarta," paparnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di RAPBN 2021

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya telah merilis angka pertumbuhan Indonesia sepanjang triwulan I 2020 sebesar 2,97 persen, pertumbuhan ini jelas jauh melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,07 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2020 ini tumbuh 2,97 persen," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konfrensi pers secara virtual di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rendahnya angka pertumbuhan ini disebabkan karena mewabahnya virus corona atau Covid-19 yang mengganggu aktivitas ekonomi global.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen," katanya.

Baca Juga: Prediksi Sri Mulyani soal Pertumbuhan Ekonomi Meleset

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI