Suara.com - BRIsyariah bersama induknya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menargetkan konversi simpanan dan pembiayaan dalam rangka implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah di Aceh akan selesai pada pertengahan tahun 2020.
Untuk mengakselerasi proses konversi, BRIsyariah telah membuka 170 titik di seluruh Aceh melalui 13 kantor cabang, 16 kantor cabang pembantu dan 141 Layanan Syariah Bank Umum (LSBU) di Kantor Unit BRI. Seluruh unit kerja tersebut siap melayani masyarakat yang akan mengkonversi simpanan dan pinjamannya.
“Kami bersinergi penuh dengan induk kami dalam implementasi Qanun LKS. Pada April 2020, kami meresmikan 11 kantor cabang, 6 kantor cabang pembantu dan 141 Layanan Syariah Bank Umum (LSBU) yang beralamat sama dengan kantor BRI di wilayah Aceh. Dengan diresmikannya unit kerja baru BRIsyariah tersebut, maka kini secara total kami memiliki 13 kantor cabang, 16 kantor cabang pembantu, dan 141 titik LSBU. Unit kerja BRIsyariah tersebar luas di seluruh Provinsi Aceh, agar memudahkan masyarakat mengakses layanan kami,” ujar Mulyatno Rachmanto, Sekretaris Perusahaan BRIsyariah.
“Dari sisi IT, kami juga sudah siapkan. Nasabah hanya perlu 1 menit untuk mengkonversi tabungannya. Bersama BRI, BRIsyariah berkomitmen mensukseskan implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah untuk kemajuan ekonomi syariah di Aceh” imbuh Mulyatno.
Baca Juga: 172 Kantor Bank BRI Lakukan Operasional Terbatas Selama Libur Lebaran
Hingga April 2020, total simpanan nasabah BRI yang sudah dikonversi ke BRIsyariah mencapai Rp 2,1 triliun, sementara pembiayaan mencapai Rp 2,7 triliun. BRIsyariah menargetkan konversi Rp 6,3 triliun simpanan dan Rp 7,1 triliun pembiayaan hingga pertengahan 2020.
Implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah turut membawa dampak positif terhadap pertumbuhan laba BRIsyariah di triwulan I 2020. Laba bersih BRIsyariah pada triwulan I 2020 tercatat sebesar Rp 75 miliar, tumbuh sebesar 150,04 persen year on year.
Pembiayaan tercatat mencapai Rp30,45, tumbuh sebesar 34,28 persen year on year. Sektor yang mendukung pertumbuhan tersebut adalah pembiayaan ritel mencapai Rp 20,57 triliun, meningkat 49,74 persen year on year.