Selain itu, keberadaannya bisa mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga kondisi alam dan rehabilitas lingkungan.
Penyakit GDK yang sering menyerang ini disebabkan jamur Colletotrichum gloeosporioides, Corynespora cassiicola, Oidium heveae, Fusicoccum sp, dan Pestalotiopsis sp serta penyakit jamur akar putih.
Tanaman karet yang terkena penyakit GDK akan mengalami kerusakan pada daun, yang kemudian rontok secara bersamaan. Jika tidak ditangani, pohon akan meranggas dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini menyebabkan penurunan produksi getah 15 hingga 25 persen.
Kegiatan pengendalian OPT ini dilakukan dengan pola padat karya yang melibatkan petani, Petugas Pengamat OPT, pegawai Dinas Perkebunan, dan petugas Brigade Proteksi Tanaman (BPT).
Baca Juga: Harga Karet Anjlok Gegara Corona, Menteri Basuki Janji Borong Hasil Petani
Pengendalian penyakit GDK ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara mekanis dengan menebang, membongkar dan memusnahkan tanaman yang mati.
Kedua, cara sanitasi kebun dengan mengumpulkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi sumber serangan. Ketiga, secara kimiawi dengan penggunaan fungisida.