Suara.com - Harga minyak mentah dunia bergerak lebih tinggi pada Kamis, setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan stok global lebih rendah pada semester kedua tahun 2020.
Mengutip Reuters, Jumat (15/5/2020) harga minyak mentah melonjak dalam dua pekan terakhir karena beberapa negara melonggarkan pembatasan lockdown untuk memungkinkan pabrik dan toko dibuka kembali.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 1,94 dolar AS atau 6,7 persen, menjadi 31,13 dolar AS per barel.
Sementara minyak mentah patokan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), ditutup melesat 2,27 dolar AS atau 9 persen, menjadi 27,56 dolar AS per barel.
Baca Juga: Harga BBM Bersubsidi Pertamina Tak Pernah Naik Sejak 2016
Pasar minyak rebound dari pelemahan pada sesi Rabu yang dipicu proyeksi ekonomi yang suram dari Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, yang memperingatkan "periode panjang" pertumbuhan ekonomi yang lemah. Itu mengimbangi penurunan tak terduga dalam stok minyak mentah AS.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir hingga 9 Mei mencapai 2,98 juta.
Kendati angka itu menyusut dari 3,18 juta pada pekan sebelumnya dan menandai penurunan mingguan keenam beruntun, tetapi klaim tersebut tetap sangat tinggi.
"Permintaan bensin berkorelasi cukup baik dengan tingkat pekerjaan, dan sulit untuk melihat permintaan bensin kembali lebih besar ketimbang yang sudah ada," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Persediaan minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya dalam 15 pekan, ungkap Badan Informasi Energi. Dengan penurunan stok minyak mentah AS dari 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel dalam pekan hingga 8 Mei.
Baca Juga: DPR : Harga BBM harus Segera Diturunkan
Kamis, IEA kembali memperkirakan rekor penurunan permintaan pada tahun ini, meski memangkas estimasi untuk musim gugur, mengutip langkah-langkah guna melonggarkan penguncian.
Seiring meningkatnya permintaan, IEA memperkirakan stok minyak mentah menyusut sekitar 5,5 juta barel per hari pada semester kedua.