Pandemi ini memberi bukti. Petani adalah golongan yang mengambil risiko dengan tetap bekerja, ketika banyak orang memilih diam di rumah. Presiden bahkan tanpa sungkan meminta petani tetap menanam, mengantisipasi kekurangan pangan setelah kemarau nanti. Jadi sewajarnya, para petani itu didukung. Beri kepastian lahan yang masif lewat perhutanan sosial. Dukung sarana kerja dengan skema kredit yang ramah petani. Dan tak kurang pentingnya, dukungan denganmembuka pasar.
Di Sarongge, saya belajar banyak. Bukan hanya tentang reforestasi dan kopi. Tetapi juga hidup petani, yang pada umumnya di sana berarti bertani sayur. “Bertani itu 4-1. Empat kali rugi, sekali untung,” kata tetangga saya. Harga begitu fluktuatif. Pasar tanpa kompromi. Peluang mendapat harga bagus itu hanya sekali dari lima kali panen. Toh mereka terus menanam. Tanpa bantalan harga yang bisa diharapkan.
Jadi sekali ini, ketika pandemi mereda, tak berlebihan kalau pemerintah memberi penghargaan pada petani. Dalam wujud kebijakan yang mendukung petani kita.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, Nikaragua Bebaskan 2.815 Narapidana Kecuali Tapol