Di Tengah Pandemi Covid-19, Bank BRI Mampu Berkinerja Stabil

Kamis, 14 Mei 2020 | 12:29 WIB
Di Tengah Pandemi Covid-19, Bank BRI Mampu Berkinerja Stabil
Kredit BRI mampu tumbuh di atas rata-rata industri hingga akhir kuartal I 2020. (Dok : BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu mencatatkan kinerja yang stabil hingga akhir kuartal I 2020 di tengah pandemi Covid-19. Walau demikian, perseroan terus fokus untuk menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Direktur Utama Bank BRI, Sunarso menjelaskan, kredit BRI mampu tumbuh di atas rata-rata industri hingga akhir kuartal I 2020.

“Secara konsolidasian, Bank BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 930,73 triliun, atau tumbuh double digit sebesar 10,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 845,72 triliun. Ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 7,95% di bulan Maret 2020,” imbuhnya.

Komposisi kredit UMKM BRI dibanding total kredit BRI pun merangkak naik, dari 77,37 persen di kuartal I 2019 menjadi 78,31 persen pada kuartal I 2020. Ini merupakan salah satu bentuk upaya perseroan sebagai langkah countercyclical terhadap UMKM, agar roda perekonomian terus berputar.

Baca Juga: Bank BRI Beri Bantuan Sembako ke 250 Panti Asuhan di Seluruh Indonesia

“BRI mampu tetap tumbuh melalui selective growth dan prudent dalam menyalurkan fasilitas pinjaman. Hal ini tercermin dari pengelolaan rasio kredit bermasalah BRI, dimana pada akhir Maret 2020 NPL BRI tercatat 3 persen jauh di bawah batas maksimal NPL yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen,” urai Sunarso.

Pada sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir kuartal I 2020 DPK BRI tercatat Rp 1.029,00 triliun, atau naik sebesar 9,93 persen year on year ( yoy). Angka ini juga masih di atas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada Maret 2020 sebesar 9,54 persen.

Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 55,90 persen dari total DPK atau senilai Rp 575,18 triliun.

“Di tengah kondisi yang sedemikian menantang, dengan fokus pada kesehatan aset produktif, secara konsolidasian, Bank BRI mampu mencetak laba Rp 8,17 triliun dengan aset mencapai Rp 1.358,98 triliun hingga akhir kuartal I 2020,” jelas Sunarso.

Sementara itu, dari sisi permodalan, BRI mencatat rasio CAR 18,56 persen di akhir kuartal I 2020.

Baca Juga: Bank BRI Turunkan Bunga Kartu Kredit per 1 Mei 2020

“Ini mencerminkan modal BRI cukup kuat untuk melakukan ekspansi dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Di samping itu, likuiditas BRI masih sangat ideal dan BRI mempunyai ruang yang cukup untuk tumbuh secara sehat dimana rasio LDR BRI di kuartal I 2020 tercatat sebesar 90,45 persen,” tambahnya.

Faktor lain yang menjadi penyokong kinerja BRI adalah peningkatan pendapatan berbasis komisi yang dikerek oleh peningkatan transaksi digital dampak dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan imbauan physical distancing. Pendapatan berbasis komisi BRI di akhir Maret 2020 tercatat Rp 4,17 triliun, atau tumbuh 32,91 persen yoy.

Di samping terus menyalurkan pinjaman kepada UMKM, perseroan mengambil upaya strategis dalam kaitannya penyelamatan dan perlindungan UMKM terdampak Covid-19. Upaya-upaya tersebut diantaranya dengan melakukan restrukturisasi kredit UMKM.

Hingga akhir April 2020, perseroan tercatat telah memberikan relaksasi berupa restrukturisasi pinjaman kepada lebih dari 1,4 juta UMKM yang terdampak Covid-19, dengan total pinjaman mencapai Rp 101 triliun.

Selain itu, Bank BRI juga telah membuat skema pinjaman baru untuk UMKM, seperti berkolaborasi dengan Gojek dan Grab dan menciptakan skema pinjaman khusus bagi pengendara ojek online, yang merupakan pelaku usaha informal. Dengan pinjaman antara Rp 5 juta-Rp 20 juta, BRI menargetkan 250.000 pengendara ojek online mendapatkan fasilitas pembiayaan ini.

“Ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, diperlukan sebuah terobosan yang inklusif agar pelaku UMKM terdampak langsung mendapatkan manfaatnya,” beber Sunarso.

BRI juga telah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) tahap pertama sebesar Rp 316 miliar bagi masyarakat, termasuk UMKM terdampak Covid-19, membagikan sejuta masker gratis kepada pedagang pasar dengan tujuan agar pedagang pasar tetap dapat melakukan aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan yang memadai, konsultasi dan pendampingan bisnis UMKM oleh 38 ribu relationship manager di seluruh Indonesia, serta pelatihan online dan kelas virtual oleh RKB BRI bagi UMKM.

“Ke depan, Bank BRI akan berupaya mempertahankan kinerja dengan menjaga kualitas aset serta terus menciptakan inisiatif inisiatif baru dalam kaitannya memberikan perlindungan dan penyelamatan UMKM di Indonesia,” pungkas Sunarso.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI