Suara.com - Tingginya harga gula di pasaran disebabkan adanya beberapa impor yang tertunda. Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Gula pasir memang belum turun seperti diharapkan, di pasar tradisional masih Rp 17.650, di pasar modern masih Rp 12.500," kata Airlangga ditulis Kamis (14/5/2020).
Airlangga mengatakan, masih tingginya harga gula disebabkan ada beberapa impor yang tertunda jadwalnya lantaran di beberapa negara lain terjadi pembatasan akibat lockdown.
Airlangga mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, sudah ada pengalihan gula rafinasi kepada pasar.
Baca Juga: Gila! BUMN Ini Malah Mainkan Harga Gula di Tengah Pandemi Corona
"Tentunya diharapkan dengan pengalihan ini harga bisa ditekan ke bawah. Memang itu yang menjadi salah satu persoalan terkait hal tersebut," jelas Airlangga.
Adapun untuk beberapa komoditas lain, Airlangga menyampaikan terjadi stabilitas maupun kenaikan dan penurunan harga.
Harga beras medium relatif tetap sebesar Rp 11.750 sementara harga beras premium Rp 12.700.
Harga daging sapi masih di kisaran Rp 118.000, cabe rawit Rp 32.600, cabe merah Rp 27.850, bawang merah Rp 51.950, bawang putih Rp 37.100, minyak goreng Rp 12.000, minyak goreng kemasan Rp 14.750, daging ayam Rp 31.000 dan telur ras Rp 24.000. (Antara)
Baca Juga: WHO Sarankan Kurangi Gula, Ternyata ini Efeknya Pada Kekebalan Tubuh!