Kopi Sarongge dan Kisah Petani Kembalikan Hutan

Rabu, 13 Mei 2020 | 19:22 WIB
Kopi Sarongge dan Kisah Petani Kembalikan Hutan
Biji kopi hasil para petani Sarongge (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kisah petani Sarongge menghutankan lagi kebun sayur itu, rupanya terdengar sampai telinga Presiden SBY. Ia berkunjung ke desa di kaki Gede itu 8 Januari 2013. Ia ingin melihat sendiri hutan yang dipulihkan. Selain itu, presiden menanam pohon bersama belasan menteri dan pejabat tinggi lain. Desa heboh. Belum pernah pejabat tinggi sebanyak itu, datang ke kampung Sarongge.

Pohon SBY, rasamala, dan pohon yang ditanam almarhumah Bu Ani, sebatang ki hujan, sampai sekarang tumbuh subur, dan sering ditengok pengunjung perkemahan Sarongge. SBY datang dengan banyak bantuan. Sekolah, masjid, kegiatan ekonomi warga mendapat bantuan dana. Sebagian bantuan digunakan untuk membangun saung, tempat warga kini berkumpul dan berkegiatan.

Menteri LHK Siti Nurbaya di kampung Sarongge, Cianjur, Jawa Barat (ist)
Menteri LHK Siti Nurbaya di kampung Sarongge, Cianjur, Jawa Barat (ist)

Saung Sarongge, ikon desa itu, mulai digunakan tak lama setelah kunjungan SBY. Dan hadiah terbaik untuk warga adalah diberikannya izin kelola eco wisata atas hutan yang dipulihkan itu, kepada koperasi petani: Koperasi Sugih Makmur. Mereka dipercaya negara memanfaatkan hutan, untuk tujuan wisata dan pendidikan. Izin untuk Koperasi Sugih Makmur itu berlaku sampai sekarang.

Selain hal positif, kunjungan presiden juga membawa konsekuensi baru. Petani yang masih berkebun sayur diberi tenggat. Harus turun sebelum Agustus 2013. Negara mempercepat proses turun itu dengan memberi santunan bulanan, kepada mereka yang belum dapat alternatif kerja. Hutan di ujung Sarongge itu, secara resmi ditutup untuk kebun sayur.

Baca Juga: Pakai Wadah Botol, AAN Siram Istri Pakai Air Keras hingga Jatuh dari Motor

Saya lihat petani yang sadar kebunnya harus dihutankan itu, menanggung beban berat ketika dihadapkan pada tenggat. Ada beberapa keluarga yang istrinya terpaksa berangkat jadi TKW. Saya selalu terharu kalau mengingat pengorbanan itu. Maka, saya putuskan untuk terus mendampingi petani Sarongge, meski program adopsi pohon sudah selesai.

Petani Sarongge selalu mengingatkan saya akan Tiga O. Slogan mereka tentang hubungan petani dan hutannya. Leweung hejO. Reseup nu nenjO. Patani ngejO. Hutan hijau. Senang yang melihatnya. Petani bisa menanak nasi. Pendeknya : Hutan terjaga, kalau petani sekitarnya sejahtera

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI