Pemerintah Putar Otak Agar Ekonomi Indonesia Tak Semakin Babak Belur

Rabu, 13 Mei 2020 | 15:08 WIB
Pemerintah Putar Otak Agar Ekonomi Indonesia Tak Semakin Babak Belur
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan potensi pertumbuhan ekonomi pada kuartal selanjutnya bisa lebih buruk dibandingkan dengan kuartal 1 yang tumbuh 2,97 persen.

"Indonesia saat ini kita masih berada di 3 persen (pembulatan 2,97 persen), apakah mungkin lebih buruk lagi? Jelas iya," kata Febrio saat media briefing bersama wartawan secara virtual, Rabu (13/5/2020).

Meski berpotensi lebih buruk, anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini menambahkan pemerintah tentu tidak tinggal diam saja dalam situasi ini, menurutnya sejumlah kebijakan akan ditempuh pemerintah demi meredam dampak yang lebih dalam lagi.

"Melihat bahwa kuartal 2 akan lebih buruk dari pada kuartal 1 dan apakah kuartal 3 bisa lebih baik dari pada kuartal 2 ini sedang kita usahakan dengan segala kebijakan yang di rancang pemerintah, harapannya untuk perekonomian kita yang sedang tertekan, tapi bagaimana caranya supaya tekanan itu diredam," kata Febrio.

Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di RAPBN 2021

"Kita sedang berusaha meredam dampak negatif secara sosial masyarakat, kita berusaha untuk menghambat supaya tingkat penganggurannya meningkatnya tidak terlalu tajam, kemiskinannya meningkat tapi semoga sangat sedikit dan itu yang sedang kita usahakan," pungkasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan semakin babak belur dihajar virus corona, untuk itu dirinya terus mengantisipasi dampak negatif agar ekonomi tak semakin jatuh.

Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat rapat bersama dengan Komisi XI DPR RI secara virtual beberapa waktu lalu.

"Kuartal II kita harus antisipasi lebih dalam lagi jatuhnya," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan sepanjang kuartal I saja ekonomi Indonesia sudah jatuh cukup dalam dengan hanya mampu tumbuh 2,97 persen saja.

Baca Juga: Ribut Sri Mulyani Vs Anies Baswedan Soal DBH, Ini Kata Ketua BPK

Tak hanya itu konsumsi masyarakat Indonesia juga jatuh cukup dalam, dimana dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I ini daya beli masyarakat anjlok cukup dalam sebesar 2,84 persen, padahal di kuartal sebelumnya angkanya masih diatas 5 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI