Pemerintah Diminta Perhatikan Eksistensi Industri Hasil Tembakau

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 13 Mei 2020 | 13:16 WIB
Pemerintah Diminta Perhatikan Eksistensi Industri Hasil Tembakau
Tembakau merupakan bahan utama rokok. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komoditas tembakau di Indonesia sempat menjadi primadona di kalangan petani musiman. Di Indonesia sendiri terdapat beragam jenis pertanian tembakau dengan kualitas yang beragam.

Umumnya, ketinggian area tanam membuat kualitas tembakau berbeda. Tembakau Grade 1 ditanam di ketinggian 1.200-1.400 mdpl, sedangkan Grade 2 berada di ketinggian 800-1000 mdpl.

Kualitas tembakau yang berbeda-beda ini ternyata memiliki pasarnya sendiri untuk diserap oleh perusahaan rokok kecil sampai besar, baik usaha rumahan sampai pabrik.

Minat masyarakat untuk membudidayakan tembakau tercermin dari sebaran daerah produksi rokok di berbagai provinsi, seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Ribuan Buruh Pabrik Rokok Terima Uang THR Lebaran

Di antara daerah tersebut, Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun pernah menyatakan bahwa provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang memiliki kontribusi signifikan terhadap produksi tembakau nasional.

Sejumlah daerah di Jatim seperti Madura, Probolinggo, Pasuruan, Jember, dan Banyuwangi merupakan penghasil tembakau yang meliputi 47 persen produksi tembakau nasional.

Meskipun sebagian besar pabrik memiliki skala produksi yang terbilang kecil, pabrikan rokok rumahan yang ada di beberapa provinsi di atas ternyata cukup berperan sebagai penopang ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput.

Beberapa nama pabrikan skala kecil-menengah yang masih eksis antara lain Pabrik Rokok (PR) Jagung, PR Alaina, PR Bokormas, PR Jiwa Manunggal, serta PR Cakraguna Cipta.

Menurut Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Indonesia (MPSI), Djoko Wahyudi, pabrikan rokok kecil dan menengah adalah penyerap tembakau kualitas standar terbesar. Dalam praktiknya, perbedaan grade tembakau juga mempengaruhi penyerapan oleh masing-masing pabrikan.

Baca Juga: Waduh! Bule Asal Belarus Jadi Gelandangan di Bali, Ngamuk Minta Rokok

Kualitas tinggi biasanya akan dipasok ke perusahaan-perusahaan rokok besar, sedangkan kualitas standar akan diambil oleh pabrik rumahan. Hal ini membuat komoditas tembakau di Indonesia memiliki pasarnya sendiri dan menumbuhkan banyak skala pabrikan di berbagai provinsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI