Suara.com - Pemerintah menargetkan pada tahun 2021 mendatang target pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,5 persen.
Usulan itu muncul dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021 yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI.
"Dengan mempertimbangkan segala risiko dan ketidakpastian yang ada, serta potensi pemulihan ekonomi global dan nasional di tahun depan, Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN 2021," kata Sri Mulyani saat membacakan pidatonya ditulis Rabu (13/5/2020).
Berikut indikator makro ekonomi yang diusulkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2021.
Baca Juga: Ribut Sri Mulyani Vs Anies Baswedan Soal DBH, Ini Kata Ketua BPK
- Pertumbuhan ekonomi 4,5-5,5 persen.
- Inflasi 2,0-4,0 persen.
- Tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,67-9,56 persen.
- Nilai tukar Rupiah Rp 14.900-Rp 15.300 per dolar AS.
- Harga minyak mentah 40-50 dolar AS per barel.
- Lifting minyak bumi 677-737 ribu barel per hari.
- Lifting gas bumi 1.085-1.173 ribu barel setara minyak per hari.
Selain itu dalam kerangka RAPBN 2021 tersebut pula pemerintah mengangkat tema "Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi.” Tema ini selaras dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021 yaitu “Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”, dengan fokus pembangunan pada pemulihan industri, pariwisata, dan investasi, reformasi sistem kesehatan
nasional dan jaring pengaman sosial serta reformasi sistem ketahanan bencana.
"Fokus pembangunan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali mesin ekonomi nasional yang sedang berada dalam momentum pertumbuhan," kata Sri Mulyani.