Ini Alasan Banggar DPR Usul Agar BI Cetak Uang Baru di Tengah Pandemi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 12 Mei 2020 | 11:06 WIB
Ini Alasan Banggar DPR Usul Agar BI Cetak Uang Baru di Tengah Pandemi
Ilustrasi uang baru.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kelima, Bank Indonesia makin berat tanggungjawabnya, sebab sesuai Perppu No 1 tahun 2020, Bank Indonesia berkewajiban menjadi lender last resort untuk pembelian SBN, pinjaman dan likuiditas jangka pendek kepada perbankan dan membeli repo surat berharga yang dimiliki oleh LPS.

Akibatnya, Bank Indonesia harus mampu memenuhi kecukupan modal, namun tidak serta merta bisa menggunakan cadangan devisa semuanya untuk memenuhi hal ini.

Atas pertimbangan keadaan di atas, Badan Anggaran DPR RI merekomendasikan langkah langkah strategis dan antisipatif, khususnya kepada Bank Indonesia.

Langkah strategis tersebut diantaranya. Pertama, Bank Indonesia mencetak uang pada kisaran Rp 400 – 600 triliun untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan LPS serta likuiditas perbankan nasional.

Baca Juga: Layani Lelaki Hidung Belang, Seorang WTS Tak Tahu Dibayar Pakai Uang Palsu

"Bank Indonesia harus mengambil langkah berani dan memiliki terobosan (breakthrough). Sebab bila mengandalkan kebijakan konvensional, maksimal yang meredam tekanan terhadap pasar keuangan, tetapi tidak mampu menyuplai optimal kebutuhan likuiditas," kata Said Abdullah, Selasa (12/5/2020).

Kedua, hasil cetak uang dapat dijadikan alternatif pembiayaan yang dibutuhkan oleh pemerintah dari global bond.

"Bukankah dengan hasil cetak uang dapat ditawarkan ke perbankan, pemerintah dan LPS dengan yield yang lebih rendah daripada global bond. Saya merekomendasikan yield pada kisaran 2-2,5%. Melalui kebijakan ini, pemerintah akan memiliki beban bunga yang lebih rendah," ucapnya.

Ketiga, bahwa kebijakan mencetak uang tentu berakibat pada peningkatan inflasi dapat dimitigasi dengan berbagai instrument pengendalian yang wewenangnya dimiliki Bank Indonesia, misalnya melalui BI Rate dan kewenangan penetapan Giro Wajib Minimum (GWM).

Keempat, langkah-langkah terobosan di atas adalah bentuk sharing pain Bank Indonesia terhadap situasi krisis ini. Jadi Bank Indonesia tidak semata mata menikmati untung akibat selisih kurs dan bunga pinjaman. Tetapi sama-sama ikut merasakan situasi krisis yang dihadapi oleh segenap rakyat.

Baca Juga: Kronologi Sudi Bantai Bayi karena Tidak Dapat Uang Bantuan Corona

"Demikian rekomendasi kami, agar kiranya menjadi bahan perhatian dan pemikiran serius Bank Indonesia sesegera mungkin," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI