Suara.com - Masuk Mei, pandemi Covid-19 masih belum juga berlalu. Hampir semua sektor mengalami penurunan kinerja, termasuk di sub sektor perkebunan. Penyerapan dari sebagian besar negara tujuan ekspor komoditas perkebunan Indonesia menurun drastis.
Meski demikian, Kopi Robusta asal Temanggung tetap menemukan pasar ekspornya di Timur Tengah. Sebanyak 38,4 ton biji Kopi Robusta asal Temanggung telah dikapalkan dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, tujuan Alexandria, Mesir, akhir April lalu. Menyusul kemudian 96 ton yang akan dikirimkan setelah Idul Fitri, juga ke Alexandria.
Menurut salah seorang ekportir kopi, Diandra Rauch, pandemi Covid-19 membuat permintaan pasar terhadap kopi jadi tidak menentu. Hal tersebut menuntut kejelian dan konsistensi para eksportir menemukan peluang pasar, terutama untuk jenis Kopi Robusta dan Arabika, yang produksinya cukup melimpah.
"Produksi kopi Temanggung saat ini cukup tersedia oleh kelompok-kelompok tani binaan Dwi Suratno Hadi. Ke depan, kami juga sedang mempersiapkan permintaan ekspor Arabica Specialty dari sentra kopi Temanggung, Gayo dan Ruteng dengan tujuan Jeddah, Saudi Arabia," papar Diandra, yang juga pimpinan PT Madalle.
Baca Juga: Kemenparekraf Hadirkan Wisata Kopi Virtual di Jakarta, Seperti Apa?
Adanya pembatasan perdagangan oleh negara-negara yang selama ini menjadi pasar hasil perkebunan Indonesia, juga diakui Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Dedi Junedi. Menurutnya, pandemik Covid-19 telah memaksa sebagian besar negara tujuan ekspor produk kopi Indonesia menerapkan pembatasan arus barang, untuk mengurangi risiko penularan Virus Corona.
"Namun kami terus melakukan komunikasi intensif, terutama para pelaku usaha atau eksportir perkebunan dan dengan KBRI setempat melalui Atase Perdagangan, dalam mengidentifikasi pasar-pasar mana yang masih memungkinkan untuk dimasuki produk ekspor kopi Indonesia," papar Dedi.
Saat ini, lanjut Dedi, ekspor komoditas kopi Indonesia didominasi oleh Amerika Serikat, Malaysia dan Italia dengan kontribusi 36,5persen terhadap total volume ekspor kopi Indonesia tahun 2019. Sedangkan ekspor kopi Indonesia ke Mesir juga cukup tinggi, yaitu sebesar 34.287 ton atau berkontribusi 9,5 persen terhadap total volume ekspor kopi Indonesia tahun 2019.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Ditjen Perkebunan, hingga Februari 2020 tercatat ekspor kopi Indonesia 55.989 ton, dengan nilai ekspor mencapai 136,75 juta dolar AS. Khusus pasar Mesir, ekspor kopi Indonesia sebesar 7.273 ton dengan nilai ekspor mencapai 12,62 juta dolar AS.
Hal senada juga dikatakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono. Kondisi pandemik ini cukup berpangaruh terhadap penyerapan kopi nasional. Padahal stok kopi akan meningkat pada bulan Mei-Juni, karena sebagian besar sentra produksi kopi mengalami panen raya.
Baca Juga: Studi: Sering Minum Kopi Dapat Memengaruhi Indra Perasa
Menghadapi hal tersebut, Kasdi mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mencari solusi kebijakan diantaranya pada program Grasida (gerakan peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing).