Skenario Pemulihan Ekonomi Bocor, Ini Kata Sri Mulyani

Senin, 11 Mei 2020 | 11:58 WIB
Skenario Pemulihan Ekonomi Bocor, Ini Kata Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan bahwa dokumen peta jalan berisi skenario pembukaan bisnis dan industri mulai Juni 2020 merupakan sebuah bahan kajian yang akan dilakukan oleh pemerintah jika wabah virus corona atau Covid-19 berangsur menghilang.

"Indonesia juga lakukan kajian yang sama jadi kalau sekarang ini beredar di berbagai WA grup mengenai bahan presentasi Pak Menko itu adalah salah satu bagian yang akan dikaji," kata Sri Mulyani dalam video teleconference di Jakarta, Senin (11/5/2020).

Sri Mulyani menuturkan, skenario pemulihan ekonomi tersebut baru bisa dijalankan jika situasi penularan wabah virus corona benar-benar turun, demi mementingkan aspek kesehatan masyarakat.

"Termasuk dari berbagai kementerian/Lembaga yang miliki kompetensi untuk melihat dari semua Aspek secara seimbang aspek kesehatan dari sisi keamanan masyarakat aspek dari kegiatan sosial dan ekonomi bahkan dari sisi aspek religius," paparnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Kondisi Keuangan Negara dalam Status Waspada

Dokumen peta jalan berisi skenario pembukaan bisnis dan industri mulai Juni 2020 beredar di sejumlah aplikasi percakapan terutama WhatsApp. Skenario tersebut berisikan fase-fase pemulihan ekonomi pasca mewabahnya virus corona atau Covid-19 di tanah air.

Slide yang berisi tahapan-tahapan pemulihan ekonomi tersebut akan dimulai pada awal Juni mendatang, dalam gambar tersebut juga terlihat bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang langsung menyampaikan paparan slide tersebut.

Staf Ahli Menko Perekonomian Raden Pardede pun mengamini dokumen tersebut, menurut dia paparan bahan presentasi itu merupakan bahan internal Kemenko Ekonomi.

"Itu bahan presentasi internal. Waktu nya masih tentative, untuk bahan diskusi," kata Raden Pardede saat dihubungi Suara.com, Kamis (7/5/2020).

Pardede juga menuturkan, bahwa pemulihan ekonomi yang akan dilakukan mulai Juni nanti juga belum pasti mengingat kondisi penambahan kasus positif Covid-19 masih begitu tinggi.

Baca Juga: DPRD Jakarta: Menkeu Sri Mulyani Sebar Hoaks terkait Dana Bansos

"Akan dibuka kalau sudah necessary condition dipenuhi, yaitu syarat kesehatan dan protokol kesehatan dan perilaku kerja baru," katanya.

Sementara staf ahli Kemenko yang lain Edi Prio Pambudi mengatakan, bahwa dokumen tersebut merupakan ringkasan dari bahan diskusi terkait skenario dengan asumsi-asumsi.

"Bila asumasi-asumsi belum relevan, skenario pun tidak akan berlaku," ucapnya.

Menurut dia, Pemerintah lebih berharap untuk membuat kepastian kondisi kembali normal terlebih dahulu, sebelum benar-benar menggerakkan aktivitas ekonomi.

"Belum firm karena harus didukung data dinamis dan akurat. Tapi Pemerintah seperti negara-negara lain perlu mengkaji beberapa skenario dan asumsi untuk dapat mengantisipasi kebijakan dan langkah selanjutnya. Hal yang penting pula adalah untuk mendapat masukan dari para pihak," pungkasnya.

Berikut 5 fase skenario dalam pemulihan ekonomi secara bertahap yang dilakukan pemerintah. Skenario tersebut dirinci menjadi 5 fase, yakni:

Fase 1 (1 Juni)

  • Industri dan jasa dapat beroperasi dengan protokol kesehatan Covid-19
  • Mall belum boleh beroperasi, kecuali toko penjual masker dan fasilitas kesehatan

Fase 2 (8 Juni)

  • Mall boleh beroperasi seperti semula (toko-toko boleh buka), namun dengan protokol kesehatan Covid-19
  • Toko atau usaha yang berpotensi terjadi kontak fisik (salon, spa, dan lainnya) belum boleh beroperasi

Fase 3 (15 Juni)

  • Mall tetap beroperasi seperti fase 2, namun ada evaluasi pembukaan salon, spa, dan lainnya. Tetap dengan protokol kesehatan Covid-19
  • Sekolah dibuka namun dengan sistem shift

Fase 4 (6 Juli)

  • Evaluasi pembukaan kegiatan ekonomi, mulai dari operasional restoran, cafe, gym, industri travel, hingga kegiatan ibadah diperbolehkan (dengan jumlah jamaah dibatasi)

Fase 5 (20 & 27 Juli)

  • Evaluasi pembukaan kegiatan sosial dalam skala besar
  • Akhir Juli atau awal Agustus 2020, diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dibuka

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI