BRI Beri Relaksasi Kredit pada Pengusaha Event Organizer

Senin, 11 Mei 2020 | 11:54 WIB
BRI Beri Relaksasi Kredit pada Pengusaha Event Organizer
Penyaluran kredit Bank BRI. (Dok : Bank BRI).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terkena dampak akibat pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan pemerintah membantu pelaku UMKM, agar dapat bertahan.

Salah satunya dengan menetapkan kebijakan kepada pelaku usaha perbankan untuk memberikan pendampingan dan relaksasi kredit bagi pelaku UMKM.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sebagai Bank yang telah lama menyalurkan pembiayaan bagi UMKM terus berkomitmen dan mengambil peran memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19.  

Pendampingan dan pemberdayaan dilakukan dengan memberikan relaksasi kredit bagi para debitur UMKM BRI yang mengalami kesulitan.

Baca Juga: Bank BRI Turunkan Bunga Kartu Kredit per 1 Mei 2020

Demikian yang dialami oleh Aldino Noormares (25), pengusaha muda yang mendapat keringanan dari Bank BRI berupa penangguhan pokok dan perpanjangan cicilan atas pinjaman yang dilakukan untuk membiayai usahanya.

Sejak tahun 2017, Aldino mengembangkan usaha Event Organizer (EO) dan Wedding Decoration di kampung halamannya, di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Berawal dari hobi dan keingintahuannya tentang EO sejak SMA, usaha yang dirintisnya tersebut mengalami perkembangan pesat hingga Ia mampu mempekerjakan karyawan sebanyak 20 orang.

“Sejak SMA, saya sudah ikut Event Organizer (EO). Lalu saya melihat di wilayah Tasikmalaya, usaha ini memiliki peluang yang besar, terutama untuk acara pernikahan, sehingga saya memutuskan untuk punya usaha sendiri. Tidak hanya event pernikahan, tetapi juga event-event lainnya,” ungkap Aldino.

Saat awal merintis, Aldino membiayai usahanya dari uang tabungan sendiri dari kerja sambilan ketika kuliah, dan ada investor yang membantunya. Seiring dengan perkembangan usahanya yang kian meningkat, Aldino memutuskan untuk menambah modal usaha, hingga akhirnya ia memperoleh pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI pada September 2019.

Dalam sebulan, pendapatan kotor yang diperoleh Aldino tercatat sebesar Rp 200 – 250 juta. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya produksi dan menggaji karyawannya. Pendapatan rata-rata dari usahanya tersebut mencapai Rp 40-50 juta per bulan.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Transaksi Digital Bank BRI Naik 61 Persen

Di pertengahan Maret 2020, Aldino mendapat informasi bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menerapkan physical distancing dan menghentikan kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan massa, sehingga berimbas pada usahanya.

Semua kegiatan usahanya pun berhenti dan menunggu hingga waktu yang tak tentu.

“Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada usaha. Bahkan biasanya di bulan Ramadan saya dapat tambahan permintaan dari acara buka bersama dan acara-acara lainnya, sekarang semuanya berhenti. Sebagian besar karyawan, saya rumahkan dan hanya beberapa yang masih saya pekerjakan,” tuturnya.

Meskipun usahanya berhenti sementara, Aldino mengakui masih membayar cicilan kreditnya hingga April 2020. Namun demikian, mengingat pandemi yang belum berakhir dan banyak event yang dibatalkan, Aldino akhirnya mengajukan relaksasi kredit ke BRI.

Per bulan Mei 2020, Aldino mendapat penangguhan pokok pinjaman dan perpanjangan selama 3 bulan dari BRI.

“Setelah mengetahui dari media bahwa pemerintah akan memberikan keringanan kepada pelaku UMKM, saya mencoba mengajukan ke BRI, dan disetujui. Terima kasih BRI yang sudah membantu kami pelaku usaha di tengah situasi seperti ini. Saya optimistis, setelah pandemi ini berlalu, usaha saya kembali berjalan dan saya tetap rajin membayar cicilan,” imbuhnya.

Mencari Usaha Sampingan 

Di tengah penurunan usaha dan sepinya permintaan, Aldion memutuskan untuk merumahkan sebagian karyawannya sambil menunggu pandemi Covid-19 berakhir dan usahanya kembali dibuka. Namun demikian, keputusannya ini tidak serta merta.

Ia tetap memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan sesuai dengan perjanjian kerja.

“Itu sudah menjadi tanggung jawab saya kepada rekan kerja, sekaligus saya ingin tetap menjalin silaturahim dengan mereka. Situasi seperti ini memang berat, namun saya harus bertahan dan tetap membantu karyawan saya,” ungkapnya.

Aldino memutuskan untuk beralih profesi sementara dengan menjadi supplier barang di toko online. Keadaan yang sulit ini tidak membuat ia patah semangat, namun tetap mencari alternatif lain untuk bisa bertahan dan mengisi waktu luangnya.

“Usaha online sangat laku saat ini. Saya coba dapat keuntungan dari margin penjualan. Saya juga mau memberi semangat kepada pelaku usaha lainnya. Saya juga sedang melanjutkan studi S2. Keadaan ini juga memberi semangat untuk saya untuk tetap berusaha untuk menghidupi keluarga dan membiayai kuliah saya,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI