Suara.com - Rencana pemerintah Indonesia untuk mendatangkan 500 pekerja asing dari Cina di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 telah memicu debat dan kritik di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun angkat suara. Menurut dia 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China merupakan kebutuhan dari perusahaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara.
500 TKA asal negeri tirai bambu akan bekerja dalam pembangunan smelter. Sementara pekerja lokal kata Luhut belum mempuni.
"Memang industri ini harus memerlukan orang-orang yang paham membangunnya. Nggak serta-merta kita siap. Kita nggak siap, kita harus jujur akui itu," kata Luhut dalam sebuah wawancara dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Minggu (10/5/2020).
Baca Juga: Diterjang Corona, Luhut Klaim Ekonomi RI Tetap Terbaik Nomor 3 di Asia
Menurut Luhut kedatangan 500 pekerja asing tersebut sudah tidak bisa lagi ditunda-tunda. Mengingat proyek tersebut harus segara dirampungkan.
"Kalau nanti Juni atau Juli sudah siap, kita harus kerjakan. Nanti tenaga asing kerjakan, biar lah dia kerjakan," kata Luhut.
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan menunda rencana kedatangan 500 TKA asal China ke Konawe, Sulawesi Tenggara.
Sementar itu, Kepala Biro Humas Kemnaker R. Soes Hindharno mengatakan penundaan dilakukan sampai menunggu kondisi dan penyebaran virus corona berhenti serta keadaan berjalan normal.
Penundaan dilakukan dengan memperhatikan usulan dan aspirasi masyarakat yang berkembang terkait kedatangan TKA tersebut. Khususnya, aspirasi dari Pemerintah Daerah dan DPRD Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Lebih Optimis, Luhut Sebut Ekonomi RI Kuartal II Bisa Tumbuh 1-2 Persen