Menurutnya, rute domestik akan dibuka, lalu diikuti penerbangan internasional jarak pendek. Perjalanan antar benua akan menyusul sesudahnya, sekalipun diakuinya “ini soal yang belum terpecahkan”.
Satu hal yang membuat ketidakpastian adalah seberapa besar ketentuan jaga jarak dibutuhkan ketika penerbangan reguler dimulai kembali.
Bagaimana penumpang akan dipisahkan di bandara? Saat mengantre? Apa tes yang diperlukan? Dan bagaimana ini akan dijalankan?
Semua itu berpengaruh pada soal-soal komersial, baik bagi bandara maupun maskapai. Karena bandara misalnya, mendapat pemasukan besar dari toko dan restoran, dan ini terkait dengan aturan jaga jarak tersebut.
Baca Juga: Penerbangan Domestik Dibuka, Calon Penumpang Tunjukkan Surat Jalan
“Pendapatan nonpenerbangan sangat penting bagi bandara,” kata Karen Dee, direktur eksekutif Airport Operators Association.
“Bisnis ini bisa menurunkan tagihan kami ke pihak maskapai, dan akhirnya menurunkan juga harga tiket ke konsumen."
“Kami tak ingin bikin perubahan besar-besaran di bandara, lalu enam bulan kemudian vaksin ditemukan, dan perubahan itu tak diperlukan lagi."
Argumen IATA adalah, apapun langkah yang perlu dilakukan, harus sama dan dijalankan secara terkoordinir.
“Kita harus menghindari situasi seperti saat 11 September,” kata de Juniac. "Ketika itu kita melihat banyak sekali langkah-langkah keamanan dan butuh waktu lama untuk menjalankannya dengan konsisten."
Baca Juga: India Akan Operasi Evakuasi Besar-besaran Warganya, Siapkan 60 Penerbangan
Bangku kosong