"Disamping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana dikarenakan perusahaan melakukan pelunasan pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berkat berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp 9,7 Triliun," ujar Aas.
Faktor lainnya, menurut Aas, adalah adanya peningkatan kinerja dari anak-anak perusahaan non pupuk yang berada di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, antara lain PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik dan PT Pupuk Indonesia Pangan.
Total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 Triliun atau 100,96 persen dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 63,80 Triliun atau 97,26 persen dari target RKAP dan 87,55 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh Pemerintah RI dan kas internal perusahaan. Di sisi lain, total ekuitas naik Rp 5,72 Triliun dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 71,75 Triliun.
Baca Juga: Penjual Pupuk Bersubsidi Diimbau Menjual Sesuai Harga Eceran Tertinggi
“Di tahun 2019 kami juga mencatat realisasi setoran pajak kepada negara sebesar Rp 7,28 Triliun atau 145,44 persen dari tahun 2018 sebesar Rp 5,48 Triliun,” ungkapnya.