"Dapur umum di RW 03 ada dua yang melayani kebutuhan makan setiap hari. Ini berkembang, mengingat akses wilayah kampung yang berbukit-bukit. Selain itu ada satu lagi di RW 09 melayani kebutuhan makan seminggu sekali, dengan cara diantar ke rumah-rumah," jelasnya.
Ia menyebut, di kemudian hari konsep seperti ini akan terus disosialisasikannya, karena di Kelurahan Jomblang, setidaknya 1.280 yang mendapatkan bantuan, akibat imbas Covid-19.
Seorang warga Jomblang RW 03, Sumadi, mengaku senang dengan adanya dapur umum. Menurutnya, hal itu merupakan solusi dari kesulitan ekonomi yang ia rasakan semenjak dirumahkan.
"Selain bisa berkumpul bersama tetangga-tetangga, saya juga bisa ngirit. Sudah sebulanan ini saya tak bekerja, karena pengunjung warung soto di tempat saya bekerja sepi," tuturnya.
Baca Juga: Data Pasien Corona di Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng Beda, Kok Bisa?
Ungkapan serupa dikemukakan Mei Yustono. Warga asli Kelurahan Jomblang mengaku terbantu, setelah banyak kontrak mendekor pesta batal.
"Saya sampai harus menjual mobil untuk kebutuhan, lantaran sejak Februari, banyak yang membatalkan pernikahan. Dengan adanya dapur umum ini, agak membantu, keluarga juga nanti ke sini (ikut makan)," ujar lelaki 51 tahun itu.