Suara.com - Harga emas dunia turun lebih dari 1 persen pada Rabu kemarin tertekan penguatan dolar AS dan ekspektasi pasokan logam kuning yang diprediksi akan meningkat.
Selain itu, emas juga terbebani peningkatan bertahap selera risiko investor ketika sejumlah negara mulai mengurangi pembatasan terkait virus corona.
Mengutip Reuters, Kamis (7/5/2020) harga emas di pasar spot anjlok 1,1 persen menjadi 1.686,50 dolar AS per ounce.
Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 1,3 persen lebih rendah menjadi 1.688,50 dolar AS per ounce, mempersempit keunggulan atas harga spot London menjadi hanya sekitar 2 dolar AS setelah dua penyulingan emas terbesar di dunia mengatakan mereka memulihkan hampir semua operasinya.
Baca Juga: Duit Habis, Warga Sukoharjo Gadai Emas untuk Bertahan Hidup saat Corona
Ini mengakhiri enam pekan penutupan yang mengganggu pasokan emas global dan membantu mendorong harga di New York serta London lebih jauh dari yang pernah tercatat dalam beberapa dekade.
Emas melonjak sekitar 11 persen sepanjang tahun ini karena ekonomi global merosot selama pandemi tersebut.
"Itu mungkin kombinasi dari lebih banyak pasokan yang masuk ke COMEX, dan mungkin minat sedikit berkurang karena selera risiko meningkat dan dolar AS menguat," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities.
Banyak negara seperti Italia, Jerman dan Amerika Serikat secara tentatif melonggarkan penguncian saat ini.
Baca Juga: AS-China Lanjutkan Perang Dagang, Harga Emas Makin Berkilau