Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 akan semakin babak belur dihajar Virus Corona. Lantaran itu, Sri berusaha terus mengantisipasi dampak negatif agar ekonomi tak semakin jatuh.
Pernyataan tersebut disampaikan Sri Mulyani saat menggelar rapat bersama dengan Komisi XI DPR RI secara virtual di Jakarta pada Rabu (6/5/2020).
"Kuartal II kita harus antisipasi lebih dalam lagi jatuhnya," katanya.
Sri Mulyani mengatakan sepanjang kuartal I, Ekonomi Indonesia sudah jatuh cukup dalam dan hanya mampu tumbuh 2,97 persen saja.
Baca Juga: Ekonomi Kuartal I Jauh dari Harapan, Ini Analisa Anak Buah Sri Mulyani
Tak hanya itu, konsumsi masyarakat Indonesia juga jatuh cukup dalam. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I ini daya beli masyarakat anjlok cukup dalam sebesar 2,84 persen, padahal di kuartal sebelumnya angkanya masih di atas 5 persen.
"Kalau tahun lalu kan konsumsi itu Rp 9.000 triliun lebih, Pulau Jawa 55 persen lebih dari Rp 5.000 triliun, sekarang kalau Rp 5.000 triliun di rumah ya tidak akan sampai, memang dampaknya berat bangat dalam kuartal II," ungkap Sri Mulyani.
Sebelumnya, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pandemi Virus Corona membuat daya beli masyarakat turun cukup tajam. Padahal, kata dia, mestinya menjelang bulan puasa dan idulfitri konsumsi masyarakat meningkat tajam.
"Biasanya kalau mau Ramadan itu selalu naik tapi kali ini turun karena memang situasi dan kondisi Covid-19 membuat pola konsumsi dan pergerakan berubah," kata Kecuk.
Dari laporan BPS tingkat konsumsi rumah tangga melemah signifikan menjadi 2,84 persen pada kuartal I-2020. Angka tersebut turun drastis dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang sebesar 5,02 persen.
Baca Juga: Ekonomi Hanya Tumbuh 2,97 Persen, Gubernur BI: Jauh dari Perkiraan