Masih Fluktuatif, Alasan Pemerintah Tak Mau Turunkan Harga BBM

Senin, 04 Mei 2020 | 19:46 WIB
Masih Fluktuatif, Alasan Pemerintah Tak Mau Turunkan Harga BBM
ILUSTRASI - Pengendara motor mengisi BBM kendaraannya di SPBU Cikini, Jakarta, Kamis (31/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif masih enggan menurunkan harga bahan bakar minyak. Padahal, harga minyak mentah dunia kini kian menurun.

Menurut Arifin, meskipun harga minyak mentah turun, grafiknya masih belum stabil.

Karena harga minyak internasional yang masih fluktuatif, membuat pemerintah tetap mempertahankan harga BBM yang kekinian sudah diterapkan.

"Pemerintah masih menjaga harga (BBM) tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun," ujar Arifin dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Baca Juga: Anjloknya Minyak Dunia Semestinya Diikuti Turunnya Harga BBM

Selain itu, Arifin juga memperkirakan harga minyak mentah dunia juga akan kembali naik pada akhir tahun 2020.

Untuk diketahui, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, turun sebanyaknya menjadi 18,32 dolar AS per barel dan menyusut 1,46 dolar AS, atau 7,6 persen menjadi 18,27 dolar AS per barel. Kontrak WTI melambung 17 persen minggu lalu.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, melemah 90 sen, atau 3,4 persen, menjadi USD 25,54 per barel, setelah menyentuh tingkat terendah USD 25,53 per barel.

"Kami perkirakan harga rebound 40 dolar AS barel di akhir tahun. Oleh karena itu, kami masih mencermati perkembangan harga minyak mentah terutama di Mei dan Juni ini," jelas Arifin.

Arifin menambahkan, pada tahun ini pemerintah juga telah menurunkan harga BBM pada Jenis BBM Umum (JBU) sebanyak dua kali.

Baca Juga: Minyak Dunia Anjlok Tapi Harga BBM Tak Juga Turun, Pertamina Tunggu Apa?

"Penurunannya, pada bulan Januari dan Februari, dengan tingkat penurunan yang cukup signifikan di bulan Januari pada kisaran Rp 300 per liter - Rp 1.750 per liter, dan bulan Februari pada kisaran Rp 50 per liter - Rp 300 per liter," kata Arifin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI