Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sepanjang bulan April 2020 sebesar 0,08 persen, angka inflasi ini terbilang kecil jika dikaitkan dengan datangnya bulan Ramadan.
"Inflasi kalau kita lihat perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan April ini secara umum menunjukkan adanya kenaikan tetapi kenaikannya sangat-sangat tipis, dari hasil pemantauan BPS di 90 kota pada bulan April 2020 ini terjadi inflasi sebesar 0,08 persen," kata Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto dalam konfrensi pers secara virtual di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Dengan laju inflasi 0,08 persen tersebut, laju inflasi di tahun kalender (year to date) 2020 menjadi 0,84 persen dan inflasi tahunan (year to year) menjadi 2,67 persen.
Dari 90 kota yang dipantau BPS sebanyak 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi.
Baca Juga: Minat Belanja Turun saat PSBB, Inflasi Jadi Terkendali
"Inflasi tertinggi itu terjadi di Bau-Bau Sulawesi Tenggara inflasi yang mencapai 0,88 persen sementara inflasi terendah ada di tiga kota Cirebon, Depok dan Balikpapan," katanya.
Faktor penggerak inflasi kata Kecuk adalah naiknya harga sejumlah komoditas pangan, seperti halnya naiknya harga bawang merah, emas dan perhiasan dan juga harga gula pasir.
"Inflasi sebesar 0,08 persen dipicu naiknya harga bawang merah, emas dan perhiasan dan juga gula pasir. Sementara penghambat laju inflasi karena turunnya harga cabai, tarif angkutan umum dan harga ayam ras," pungkasnya.