Suara.com - Ratusan lulusan SMK di Sragen terancam menganggur setelah diumumkan lulus pada Sabtu (2/5/2020) lalu. Para lulusan SMK itu tidak bisa langsung bekerja di perusahaan karena proses seleksi tenaga kerja yang sudah berlangsung hingga beberapa tahap mendadak dihentikan.
Penyetopan tahapan seleksi itu sebagai imbas pandemi virus corona. Wakil Kepala SMKN 2 Sragen, Joko Daryanto, mengatakan, 544 siswa yang dinyatakan lulus itu berasal dari enam program keahlian.
Enam program tersebut yakni Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Selain itu Teknik Komputer Jaringan serta Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.
“Kelulusan diumumkan melalui daring pukul 18.00 WIB. Kami meminta siswa tidak merayakan kelulusan dengan konvoi atau coret-coret seragam. Mari saling menghargai, bergotong royong, berbagi untuk saudara-saudara yang terdampak Covid-19,” papar Joko Daryanto ditulis Senin (4/5/2020).
Baca Juga: Pengangguran yang Kelaparan akibat Corona Mengais Ceceran Beras di Jalan
Dari 544 lulusan SMK di Sragen itu, lebih dari 200 siswa sudah mengikuti rangkaian seleksi kerja di delapan perusahaan ternama. Perusahaan itu di antaranya PT HPM, PT AHM, PT Aisin, PT Musashi, PT ADM, PT Kawasaki, PT SAMI, PT New Armada dan lain-lain.
Sebagian besar sudah mengikuti tes fisik, psikotes, wawancara, hingga medical check up (MCU). Akan tetapi, proses seleksi tenaga kerja yang sudah sampai tahap akhir itu terpaksa ditangguhkan karena pandemi corona.
“Biasanya 50%-60% siswa kami sudah diterima bekerja sebelum dinyatakan lulus. Namun, sekarang proses seleksi tenaga kerja dihentikan karena Covid-19. Perusahaan lainnya ikut mengundurkan jadwal seleksi tenaga kerja,” papar Joko Daryanto.
Sebagian lulusan SMK di Sragen sudah diterima kuliah di sejumlah perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan.
Sebagian lagi juga sudah mengikuti rangkaian seleksi calon peserta magang kerja di Jepang dan menunggu proses seleksi TNI/Polri serta ikatan dinas lain.
Baca Juga: 59 Juta Pekerja di Eropa Terancam Jadi Pengangguran
Kepala Cabang Disdikbud Wilayah Jateng VI, Eris Yunianto, tidak memungkiri biasanya cukup banyak siswa SMK yang sudah meneken kontrak kerja atau dipesan perusahaan sebelum mereka dinyatakan lulus.