Suara.com - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTl) Bambang Haryo Soekartono mengatakan, harga minyak mentah dunia yang anjlok hendaknya diikuti dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah pandemi COVID-19.
Menurut dia, harga BBM subsidi dan nonsubsidi harusnya mengikuti harga perkembangan minyak dunia, sehingga masyarakat sedikit terbantu beban ekonominya di tengah pandemi COVID-19.
Berkaitan dengan hal itu, lanjut dia, pihaknya berharap pemerintah segera menurunkan harga BBM khususnya solar subsidi dan solar non subsidi untuk transportasi.
Hal itu dinilai penting karena kondisi harga BBM dapat mempengaruhi sejumlah aspek di lapangan, terlebih lagi di masa pandemi COVID-19 yang telah memicu turunnya daya beli masyarakat.
Baca Juga: Penjualan BBM di Jakarta Turun, Dirut Pertamina Nicke Widyawati: Drop Parah
Lebih jauh, kata Bambang, sejumlah "multi player effect" saat BBM solar diturunkan di antaranya bakal menghidupkan kembali dunia industri dan transportasi yang kini kondisinya mulai terpuruk dampak pandemi COVID-19.
"Kalau sektor industri dan transportasi hidup, maka akan menggugah perekonomian rakyat. Termasuk akan meminimalisir perusahaan yang hendak merumahkan atau menjalankan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawannya," kata Bambang, Jumat (1/5/2020).
Termasuk yang tak kalah pentingnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bakal bergeliat lagi serta perekonomian dapat diselamatkan dari keterpurukan.
Hal ini penting diperhatikan oleh pemerintah, lanjut dia, karena kebutuhan dasar (basic need) industri adalah energi atau BBM itu.
Apalagi beban terbesar (tertinggi) setiap usaha atau industri ada pada BBM yakni bebannya mencapai 30 sampai 60 persen dari seluruh biaya produksi. (Antara)
Baca Juga: Minyak Dunia Anjlok Tapi Harga BBM Tak Juga Turun, Pertamina Tunggu Apa?