Suara.com - Harga emas merosot pada perdagangan terakhir bulan April 2020. Hal ini setelah investor melikuidasi long position mereka, tetapi membukukan bulan terbaiknya sejak Agustus 2019 dan didorong stimulus besar-besaran untuk membendung kerusakan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19.
Mengutip Reuters pada Jumat (1/5/2020) ini, harga emas di pasar spot anjlok 1,6 persen menjadi 1.683,72 dolar AS per ounce, setelah mencapai titik terendah sejak 22 April di posisi 1.680,25 dolar AS per ounce.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melorot 1,1 persen menjadi 1.694,20 dolar AS per ounce.
Sepanjang April, emas melonjak lebih dari 7 persen setelah menyentuh 1.746,50 dolar AS per ounce pada 14 April, tingkat tertinggi lebih dari tujuh tahun.
Baca Juga: Terjun Rp 7.000, Harga Jual Emas Antam Dibanderol Rp 928.000 per Gram
"Ada beberapa likuidasi long position setelah kemungkinan beberapa kekecewaan bahwa emas tidak bergerak lebih tinggi. Jika kita mendapatkan di bawah level support kunci 1.662 dolar AS itu bisa turun lebih banyak," kata Edward Meir, analis ED&F Man Capital Markets.
"Kekhawatiran tentang virus corona tampaknya sedikit surut karena lebih banyak negara membuka dan melonggarkan pembatasan. Tidak ada banyak peralihan menuju keselamatan seperti yang kita lihat beberapa pekan lalu." Tambahnya.
Dalam logam mulia lainnya, perak tergelincir 3,1 persen menjadi 14,89 dolar AS per ounce dan ditetapkan untuk kenaikan bulanan terbesar sejak Oktober.
Paladium melesat 2 persen menjadi 1.974,97 dolar AS per ounce, tetapi di jalur untuk penurunan bulanan terbesar sejak November 2015.
Platinum stabil di posisi 774,88 dolar AS per ounce dan siap untuk membukukan kenaikan bulanan pertama dalam empat bulan.