Suara.com - Tahun lalu Amazon dikabarkan berencana akan membangun pasar e-commerce di Indonesia. Meski demikian, beberapa hari lalu, perusahaan besutan Jeff Bezos ini dikabarkan sedang bermasalah di Amerika Serikat.
Hal itu dikarenakan, mereka menggunakan data dari jaringan penjual pihak ketiga untuk menemukan item atau produk terlaris apa yang nantinya akan disaingi oleh produk Amazon.
Perlu ada aturan main yang adil dan berimbang untuk melindungi pedagang dan UMKM lokal di platform online, terutama mengingat mereka adalah salah satu pilar yang menopang perputaran roda ekonomi di tengah pandemi seperti sekarang ini.
Terkait hal tersebut, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyatakan, bila Amazon masuk ke Indonesia dengan menggunakan data dari jaringan penjual pihak ketiga seperti yang dilakukan di Amerika Serikat, maka akan berdampak besar bagi pelaku UMKM yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Kritik Kondisi Kerja Ditengah Pandemi Corona, Dua Pegawai Amazon Dipecat
Namun, sampai saat ini asosiasi saja belum mengetahui arah Amazon membuka di Indonesia, apakah bentuknya dalam e-retail atau marketplace seperti yang dijalankan e-commerce yang sudah banyak berdiri di Indonesia.
"Jadi kita belum tahu bentuk yang ingin mereka (Amazon) jalankan di Indonesia. Apakah e-retail atau marketplace? Yang pasti kalau mereka menggunakan data dari jaringan penjual pihak ketiga dalam menjalankan e-retail maka akan ada dampaknya bagi pelaku UMKM yang ada di Indonesia," kata Ignatius, Kamis (30/4/2020).
Namun yang jelas, asosiasi sudah pernah mengatakan kepada semua e-commerce yang mau masuk ke Indonesia, jangan pernah menggunakan private label. Tujuannya, sambung dia, agar pelaku UMKM lokal masih bisa tetap berjalan dan tidak tersaingi oleh banyaknya gempuran yang datang dari luar Indonesia.
"Pemerintah juga belum membahas private label itu. Hingga saat ini e-retail sendiri atau mereka yang menjalankan private label sudah banyak di Indonesia. Seperti e-retail raksasa Matahari dan sebagainya sudah private label di Indonesia," terang Untung.
Sementara itu, Ekonom Indef Enny Sri Hartati menjelaskan, bila Amazon masuk Indonesia menggunakan data jaringan penjual pihak ketiga, maka akan menjadi penghisap atau lintah bagi UMKM di Indonesia. Sebab, mereka akan banyak meniru produk-produk terbaik dan laku yang dipasarkan di Indonesia.
Baca Juga: Penimbun 17 Ribu Hand Sanitizer Bingung, Jualannya Diblok Amazon
"Jadi data dari jaringan penjual pihak ketiga itu sangat penting. Setiap data itu juga penting. Jadi kalau data itu digunakan untuk meniru, maka akan berdampak tidak baik bagi pelaku UMKM yang ada di negeri kita ini," jelas Enny.