Suara.com - Harga minyak mentah global meroket 22 persen pada Rabu (29/4/2020). Naiknya harga minyak ini dikarenakan penurunan stok minyak di kilang-kilang penampungan.
Mengutip Reuters, Kamis (30/4/2020), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat (AS), ditutup melambung 2,72 dolar AS atau 22 persen menjadi 15,06 dolar AS per barel.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, melesat 2,08 dolar AS atau 10,2 persen menjadi 22,54 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah AS membengkak 9 juta barel pekan lalu menjadi 527,6 juta barel, sekitar 7 juta barel di bawah rekor tertinggi, tutur Badan Informasi Energi.
Baca Juga: Awas Banyak Maling, Ini yang Wajib Diperhatikan saat Parkir Mobil
Kenaikan itu di bawah prediksi analis yang memperkirakan peningkatan 10,6 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
"Data minyak mentah adalah angka yang besar, akan tetapi itu tidak sebesar angka yang kita miliki selama tiga pekan terakhir," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Peningkatan yang melambat itu menunda penyimpanan minyak mentah Amerika Serikat dari pengisian hingga penuh, Bob Yawger mengatakan ada sebuah skenario dengan kemungkinan akan membuat harga jatuh ke wilayah negatif lagi.
"Waktu untuk mode krisis total sedikit tersingkirkan," katanya.
Data itu termasuk penurunan signifikan dalam stok bensin Amerika Serikat, yakni 3,7 juta barel, dari rekor tertinggi pekan lalu karena kenaikan moderat permintaan bahan bakar mengimbangi rebound dalam output pengilangan.
Baca Juga: Media Australia Sebut Indonesia Negara Gagal dalam Tangani Corona
Permintaan bensin selama empat pekan terakhir tetap anjlok 44 persen dari tahun sebelumnya, namun penarikan ini menunjukkan penurunan konsumsi mungkin mendatar. Permintaan bahan bakar secara keseluruhan merosot 28 persen dalam empat minggu terakhir.