Suara.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengungkapkan kondisi keuangannya merosot akibat operasional yang terhenti sementara di tengah Pandemi Virus Corona.
Direktur Utama Edi Sukmoro menerangkan, pada Januari pendapatan rata-tata harian masih tinggi. Puncaknya, pada 2 Januari KAI raup pendapatan harian mencapai Rp 38,82 miliar.
Namun, semenjak kehadiran Virus Corona ditambah adanya larangan mudik pendapatan harian KAI merosot.
"Tanggal 31 Maret turun jadi Rp 4 miliar, karena ada penurunan penumpang, berkurang jauh. Apalagi setelah PM 25 yang tidak jadi mudik, lebih rugi lagi," ujar Edi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI, di Jakarta ditulis Rabu (29/4/2020).
Baca Juga: Refund Tiket Kereta Api Bisa Dipercepat, Cek Caranya di Sini
Tak hanya pendapatan, lanjut Edi, jumlah penumpang juga menurun drastis akibat virus corona ini.
Ia mencatat, jumlah penumpang harian rata-rata kuartal I 2020 sebanyak 1,2 juta penumpang, dengan rincian 775.501 penumpang KRL, 208.210 penumpang kereta api jarak jauh, dan 5.891 penumpang bandara.
Sedangkan, pada tanggal 31 Maret 2020 jumlah penumpang harian tercatat hanya 275.827 penumpang.
Kendati begitu, di sisi lain KAI masih mengandalkan pendapatan dari angkutan barang. Karena, angkutan barang masih bisa beroperasi normal di tengah larangan mudik.
"Hanya saja terhadap target masih di bawah, karena target Rp 733 miliar," tutup Edi.
Baca Juga: Gagal Mudik, Begini Cara Batalkan Tiket Kereta Api di Aplikasi KAI Access