Kilau Harga Emas Turun Tiga Hari Berturut-turut

Rabu, 29 April 2020 | 08:30 WIB
Kilau Harga Emas Turun Tiga Hari Berturut-turut
Ilustrasi emas batang dan uang Dolar AS [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga emas turun lagi untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu (29/4/2020).

Kondisi itu terjadi karena investor mengambil untung dengan emas lebih lanjut tertekan rencana di beberapa negara untuk melonggarkan pembatasan yang diberlakukan untuk mengekang virus corona.

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi 1.702,40 dolar AS per ounce setelah merosot sebanyaknya 1,4 persen.

Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,1 persen menjadi 1.722,20 dolar AS.

Baca Juga: Harga Emas Antam 28 April 2020 Dibanderol Rp 935.000 per Gram

"Ini pergerakan antara 1.700-1.730 dolar AS pembeli di bawah tetapi penjual di atas," kata Tai Wong, analis BMO.

"Saya pikir ada aksi ambil untung dari investor karena produsen tidak memiliki cukup untuk menjual untuk benar-benar menghentikan reli, terutama dengan penutupan tambang dan kendala pasokan lainnya." Tambahnya.

Data yang dirilis Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen AS jatuh mendekati level terendah enam tahun pada April dan pandemi itu sangat membatasi aliran barang antar negara, dengan ekspor dari Amerika Serikat merosot dan impor dari negara lain terus menurun.

Pasar saham di seluruh dunia menguat, Selasa, tetapi tindakan dan peringatan yang bertentangan terkait pandemi virus corona memberikan nada yang tidak nyaman.

Dari Italia hingga Selandia Baru, pemerintah mengumumkan pelonggaran pembatasan aktivitas. Lebih banyak bagian di Amerika Serikat yang tampaknya akan memulai kembali bisnisnya, meski Inggris mengatakan terlalu berbahaya untuk mengendurkan penguncian karena takut terhadap wabah gelombang kedua.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Jatuh Lebih dari 1 Persen

Penguncian di banyak negara, untuk membatasi penyebaran COVID-19, memukul ekonomi ketika bisnis berhenti, menciptakan banyak pengangguran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI