Pertama, menjadi mitra aktif Program Kartu Pra Kerja, dengan mendata para pekerja/buruh terdampak Covid-19 untuk dapat diprioritaskan mendapat manfaat program Kartu Pra Kerja.
Kedua, memberikan insentif pelatihan berbasis kompetensi dan produktivitas untuk mengantisipasi pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun yang dirumahkan yang belum terakomodir atau gagal mendapatkan Kartu Pra Kerja.
Ketiga, program pengembangan perluasan kesempatan kerja bagi para pekerja/buruh terdampak Covid-19 berupa program Padat Karya Infrastruktur dan Padat Karya Produktif, yang diberikan dalam bentuk bantuan sarana prasarana, serta uang perangsang kerja (UPK).
Keempat, perluasan kesempatan kerja melalui Program Tenaga Kerja Mandiri dan teknologi tepat guna (kewirausahaan), yang diberikan dalam bentuk bantuan modal usaha dan insentif maksimal bagi kelompok usaha.
Ida menambahkan, pandemi Covid-19 juga menjadi momentum bagi Kemnaker untuk mengakselerasi terwujudnya Basis Data Terpadu Ketenagakerjaan (Big Data Ketenagakerjaan) melalui Sisnaker, yang dapat diandalkan untuk beragam isu ketenagakerjaan, terutama, para pekerja yang ter-PHK dan/atau dirumahkan dapat langsung dilacak oleh sistem, sehingga kebijakan yang digelontorkan bagi mereka tepat sasaran.
“Namun upaya yang telah dan akan kami lakukan tentu tidak dapat sepenuhnya berhasil tanpa dukungan dari para stakeholders, termasuk para civitas akademika Universitas Paramadina. Jangan lupa kita harus terus berdoa agar pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir. Semoga dengan keberkahan Bulan Ramadhan, kondisi sosial ekonomi Indonesia dapat pulih," kata Ida.(*)