Suara.com - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan kondisi angkutan umum dan penumpang di tengah Pandemi Virus Corona.
Menurut data produksi sektor transportasi yang dikumpulkan dari Kementerian Perhubungan, menunjukkan di masa pandemi covid-19 selama Februari-Maret 2020 mengalami penurunan untuk semua moda transportasi umum.
Untuk angkutan jalan, data dari terminal penumpang bus seluruh Indonesia ada penurunan keberangkatan sebesar 17,24 persen dan kedatangan 22,04 persen.
Terjadi penurunan Bus pada terminal seluruh Indonesia di Bulan Maret (setelah kasus Covid-19 pertama) dibandingkan pada bulan Februari sebesar 246.785 unit bus atau 18,35 persen.
Baca Juga: Angkut Pemudik dari Jakarta, Bus Berpenumpang 25 Orang Putar Balik di Tegal
"Jumlah penumpang bus juga mengalami penurunan di Bulan Maret (setelah kasus Covid-19 pertama) dibandingkan dengan Bulan Februari sebesar 1,88 juta orang atau 19,57 persen," ujar Djoko dalam keterangannya, Senin (27/4/2020).
Adapun, jumlah pengemudi dan asisten pengemudi bus pariwisata sebanyak 2.428 orang. Sedangkan tenaga kerja sebagai pengemudi, kapten dan asisten kapten Bus antar kota antar provinsi (AKAP) 3.900 oang.
Keseluruhan ada 6.328 tenaga kerja pekerja transportasi umum (bus AKAP dan bus Pariwisata) yang di PHK (pemutusan hubungan kerja) sejak wabah Covid-19 diumumkan di Indonesia.
"Belum lagi dengan mobilitas bus yang terhenti juga berpengaruh pada sejumlah rumah makan yang tutup. Bus-bus yang tidak singgah sementara waktu di rumah makan turut menambah pekerjanya yang menganggur," tutur Djoko.
Kemudian, untuk penumpang angkutan KA jarak jauh dan lokal menurun 27 persen. Sedangkan penumpang MRT, KRL, KA Bandara dan LRT menurun 45,9 persen.
Baca Juga: Terminal di Jakarta Masih Buka, Tapi Bus Tak Boleh Angkut Pemudik
Penurunan juga terjadi di angkutan udara yang diambil dari 50 bandar udara selama Maret - 15 April 2020. Penumpang dalam negeri menurun 72,48 persen, penumpang luar negeri 98,95 persen.