Suara.com - Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian Yulius mengatakan kemampuan atau skill kebanyakan masyarakat Indonesia tidak begitu mumpuni, untuk menyuplai kebutuhan tenaga kerja sektor industri.
Hal tersebut dikatakan Yulius saat konferensi pers melalui telekonferensi video terkait Program Kartu Prakerja di Jakarta, Kamis (23/4/2020).
"Ini Kartu Prakerja berguna untuk meningkatkan skill. Dengan skill yang baik itu, masyarakat, kalau ada kebutuhan perusahaan, dia bisa mengisi. Saat ini kan repot pemerintah, ada kebutuhan perusahaaan, tapi skill masyarakat tak memadai, misalnya seorang ahli elektrik," kata Yulius.
Karenanya, kata anak buah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ini, program Kartu Prakerja sangat penting.
Baca Juga: Pelatihan Online Berbayar di Kartu Prakerja Jokowi Dikritik
Apalagi saat pemutusan hubungan kerja alia PHK marak terjadi akibat wabah virus corona covid-19.
"Yang saya katakan antara suplai dan demand itu ada mix max 50 persen, kalian yang di masyarakat itu tentu tidak cocok dengan dibutuhkan oleh industri, makanya kalian yang tidak bisa dipenuhi oleh masyarakat pekerja sesuai kebutuhan industri," paparnya.
Selain itu Yulius mengatakan, program Kartu Prakerja tidak diarahkan untuk masyarakat dapat langsung bekerja.
Namun, kata dia, mempersiapkan para pekerja untuk bekerja sesuai dengan kebutuhan industri.
"Tentunya kalau invetasi naik dan kebutuhan tenaga kerjanya naik tapi kualifikasi tak memadai sesuai kebutuhan tenaga kerja, jadi akan diisi asing karena memang kualifikasi kita tak ada," katanya.
Baca Juga: Cek Rekening Uang Kartu Prakerja Rp 3,5 Juta Tahap Pertama Sudah Ditransfer