Suara.com - Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, ekonomi Indonesia masih berpotensi tumbuh postif di tengah-tengah pandemi virus corona atau Covid-19 meski hampir seluruh negara pertumbuhan ekonominya negatif.
"Indonesia masuk negara yang masih dapat tumbuh positif," kata Chatib Basri saat video teleconference di Jakarta, Selasa (21/4/2020).
Chatib menjelaskan, tetap tumbuh positifnya ekonomi Indonesia karena share ekonomi Indonesia terhadap salah satu negara penggerak ekonomi utama seperti China tidak terlalu tinggi.
"Share dari Chinese global ekspor untuk elektronik product sangat besar, mereka paling signifikan jadi kalau mereka kena, produksi global pasti terkena. Dampaknya buat Indonesia relatif terbatas. Share dari trade terhadap GDP Indonesia hanya 32 persen. Dibandingkan dengan Singapura yang 216 persen. Singapura growthnya di hit (hajar) lebih jauh ketimbang kita," papar Chatib.
Baca Juga: Ekonomi Global Masih Jauh dari Normal, Harga Emas Makin Berkilau
Dengan kata lain kata alumni Universitas Indonesia ini adalah ekonomi Indonesia masih bisa diselamatkan dengan kondisi ekonomi domestik yang lumayan besar.
"Penjelasannya adalah eknomi domestiknya masih relatif lumayan. Sementara kalau melihat Singapura, itu rasio dari trade terhadap GDP relatif besar. Itu menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonominya Singapura masih jauh lebih lambat ketimbang Indonesia," paparnya.