Suara.com - Harga minyak mentah dunia pada awal pekan ini cukup membuat kaget, pasalnya harga minyak mentah berjangka AS acuan West Texas Intermediate (WTI) anjlok menjadi -37,63 dolar AS per barel.
Ini merupakan harga terendah sejak NYMEX membuka perdagangan minyak berjangka pada 1983 silam.
Atas kejadian ini salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang minyak dan gas, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) cukup kaget atas kabar ini.
"Ketika kita bangun hari ini lihat berita bahwa NYMX merosot ke harga negatif dan minyak di bawah nol," kata Direktur PT AKR Corporindo Tbk Vembu Suresh kepada wartawan di Jakarta, Selasa (21/4/2020).
Baca Juga: Wall Street Ikut Terperosok Imbas Amblesnya Harga Minyak Dunia
Meski demikian, Suresh mengklaim, anjloknya harga minyak mentah tersebut ke teritori negatif tidak akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan.
"Kami tidak melihat banyak dampak pada AKR karena kami tidak dalam posisi Long, kami tidak melakukan perdagangan kertas dan hanya pengiriman fisik, karenanya tidak ada dampak besar," kata Suresh.
Harga minyak mentah di Amerika Serikat untuk pertama kalinya berada di teritori negatif pada Senin (20/4/2020).
Mengutip Reuters Selasa (21/4/2020), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2020 terjun 55,9 dolar AS atau sekitar 305 persen, menjadi -37,63 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Menurut Dow Jones Market Data, harga minus tersebut baru pertama kalinya terjadi sepanjang sejarah. Kontrak minyak WTI untuk pengiriman Mei 2020 berakhir Selasa (21/4/2020).
Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah, Harga Minyak Dunia Minus 37,63 Dolar AS per Barel
Sementara itu, harga minyak WTI untuk pengiriman Juni 2020 turun 18 sen menjadi 20,43 dolar AS per barel. Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni 2020 merosot 2,51 dolar AS menjadi 25,57 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak tak terlepas dari pengaruh pelemahan permintaan sebagai dampak ekonomi penyebaran virus Corona (COVID-19). Permintaan minyak global diperkirakan turun 9,3 juta barel per hari pada 2020.