Yang Lain 'Tiarap', 4 Bisnis Ini Malah Moncer saat Pandemi Virus Corona

Minggu, 19 April 2020 | 15:07 WIB
Yang Lain 'Tiarap', 4 Bisnis Ini Malah Moncer saat Pandemi Virus Corona
Pekerja berjalan usai bekerja dengan latar belakang gedung perkantoran di Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

3. Masker kain

Setelah pemerintah mengimbau untuk selalu menggunakan masker kain bagi yang tidak sakit, permintaan pun makin besar. Nah, peluang ini bisa dimanfaatkan demi cuan.

Bisa melalui kerja sama dengan para penjahit ataupun menjadi reseller. Bisnis ini tertutup kemungkinan untuk bangkrut, sebab kebutuhan masker kain sangat tinggi.

4. Rempah-rempah Indonesia

Baca Juga: Alhamdulillah Corona di China Terus Menurun, Sehari 16 Orang Terinfeksi

Rempah-rempah Indonesia banyak dijadikan obat herbal sebab dapat meningkatkan imunitas tubuh. COVID-19 ini memang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku sering meminum jamu olahan rempah Indonesia agar imunitas tubuhnya semakin kuat melawan COVID-19.

Seperti diketahui, meluasnya wabah COVID-19 di dunia mengancam ekonomi global, termasuk Indonesia. Pandemi global ini bakal meruntuhkan hegemoni Indonesia sebagai negara tertinggi ketiga dalam pertumbuhan ekonomi dari negara-negara G-20.

Bahkan, Presiden Joko Widodo mengakui proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bakal turun tajam di masa pandemi COVID-19. Tapi ada sederet bisnis moncer saat pandemi.

“Kita harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam. Tapi ini bukan hanya terjadi di negara kita tapi juga di negara lain juga sama, mengalami hal yang sama,” ujar Jokowi.

Baca Juga: Dunia Geger Dilanda Corona, Warga Aceh Cabuli Tetangga Hingga Kena Inveksi

Sampai dengan Jumat (16/4/2020), jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 5.923 orang. Sedangkan, pasien yang sembuh mencapai 607 kasus dan kematian terjadi pada 520 kasus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI