Suara.com - Sejumlah pelaku industri nasional mengaku mendapatkan angin segar setelah pemerintah pemberlakukan harga gas industri di level 6 dolar AS per juta metrik british thermal unit (MMBTU) di tengah dampak pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono dalam keterangan persnya di Jakarta pada Rabu (15/4/2020).
Menurutnya, penurunan harga gas industri sangat membantu dalam kelangsungan industri petrokimia, karena harga gas ini akan menurunkan harga jual produk sekitar 2 dolar AS per ton sehingga mampu bersaing terhadap produk impor, terutama dari luar ASEAN.
"Saat ini ada beberapa komoditas yang sudah over supply yang diakibatkan oleh penambahan kapasitas atau investasi baru dan juga pelemahan permintaan dalam negeri sehingga dengan penurunan (harga gas) ini akan memperkuat daya saing untuk ekspor," tutur Fajar.
Baca Juga: Harga Gas Turun, Menperin Minta Industri Genjot Daya Saing
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) Bonar Sirait menyampaikan, pihaknya menyambut gembira serta berterima kasih atas terbitnya kebijakan penurunan harga gas yang sudah sangat lama ditunggu. Ini menjadi sebuah keputusan yang sangat tepat dan akan membuat sektor industri dapat bersaing lebih baik lagi.
"Apalagi, dalam keadaan sekarang ini di tengah pandemi Covid 19, di mana terjadi kondisi yang luar biasa dan force majeure bagi seluruh industri. Kebijakan turunnya harga gas akan membuat industri dapat nafas baru," ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan, terbitnya kebijakan penurunan harga gas industri akan diapresiasi setinggi-tingginya disertai ucapan terima kasih banyak dari sektor industri pengguna gas bumi. Sebab, daya saing mereka sangat bergantung pada keekonomian energi gas bumi.
Yustinus menjelaskan, dalam industri manufaktur ada tangible asset dan intangible asset, yang merupakan akumulasi usaha dan konsistensi yang didukung oleh kebijakan pemerintah.
"Kami yakin sektor industri manufaktur pengguna gas bumi bisa bangkit dan berkontribusi lebih banyak pada perekonomian nasional, bahkan semakin kuat untuk re-industrialisasi, dengan memasok kebutuhan domestik dan ekspor," katanya.
Baca Juga: Jadi Beban Negara, DPR Minta Pemerintah Kaji Penurunan Harga Gas