1,3 Juta Orang Berpotensi Nekat Mudik di Tengah Penyebaran Virus Corona

Selasa, 14 April 2020 | 11:46 WIB
1,3 Juta Orang Berpotensi Nekat Mudik di Tengah Penyebaran Virus Corona
Ilustrasi mudik.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebut masih banyak warga yang nekat melakukan mudik di tengah kondisi penyebaran wabah Virus Corona. Alasan warga untuk melakukan mudik pun bermacam-macam.

Ketua Umum MTI, Agus Taufik Mulyono menyebut, data yang dicatat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini sebanyak 900 ribu orang sudah melakukan mudik. Sisanya sebanyak 2,6 juta orang belum melakukan mudik.

Namun, lanjut Agus, separuh dari 2,6 juta yaitu 1,3 juta orang yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai BUMN yang dilarang mudik sesuai Instruksi Presiden.

Sehingga, diperkirakan mereka tak akan melaksanakan tradisi setahun sekali ini.

Baca Juga: Mudik saat Corona, PSK Gang Sadar Banyumas Dilarang Balik Lagi

"Sisanya, ada 1,3 juta orang dianggap ada potensi mudik. Ke mana mereka menyebar Jabar 13 persen, Jateng 33 persen, DIY 7,8 persen, Jatim 20 persen, Sumatera Lampung 8 persen," ujar Agus kepada wartawan lewat Video Conference di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Agus menuturkan, dari 1,3 juta orang yang berpotensi mudik itu terdiri tiga kelompok. Pertama, kelompok yang memang nekat mudik karena merupakan tradisi tahunan.

Kedua, kelompok nekat mudik dengan alasan tak lagi mendapatkan pendapatan di kota-kota besar.

"Ketiga bersikeras mudik karena permintaan orang tua dan keluarga. Ini yang ada di dalam 1,3 juta itu," ucap Agus.

Dengan kondisi seperti ini, Profesor dari Universitas Gadjah Mada ini meminta pemerintah cepat mencermati. Karena, jika terlambat maka penyebaran virus mematikan itu akan menyebar luas.

Baca Juga: Ingin Mudik Pas Lockdown, Pria ini Pura-pura Mati Agar Diangkut Ambulans

"Ini lah yang perlu dilihat dampak mudik Jateng Jatim dan Jabar, Jateng DIY jadi derah ODP atau penularan baru atau daerah wabah baru kalau misalkan mudik ini tidak ditangani pemerintah," pungkas Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI