Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan pemerintah menaikkan anggaran Kartu Prakerja. Anggaran itu dari sebelumnya sebesar Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun.
Anggaran ini untuk korban PHK. Kenaikan anggaran ini diikuti dengan penambahan penerima manfaat Kartu Prakerja, dari 2 juta orang menjadi 5,6 juta orang di 2020.
Salah satu yang diwaspadai dari program Kartu Prakerja adalah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diakibatkan oleh mewabahnya virus corona atau Covid-19.
"Sampai akhir 2020, direncanakan akan ada lebih dari 30 gelombang pendaftaran. Dan, total anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk tahun ini adalah sebesar Rp20 triliun,” kata Airlangga dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (12/4/2020).
Baca Juga: Sambut Ramadan, Fajar Alfian Cemas Tak Bisa Lebaran di Rumah
Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi UKM juga akan membantu memberikan pendampingan pendaftaran dan membantu menyediakan beberapa komputer untuk masyarakat di tempat yang ditentukan Pemda.
Dalam masa pandemi Covid-19 ini, pelatihan yang tersedia hanya pelatihan online. Ke depan, setelah kondisi normal, maka pelatihan juga akan melalui tatap muka (offline). Bantuan pelatihan lewat Kartu Prakerja ini hanya diberikan satu kali kepada satu orang.
“Supaya manfaat ini dapat merata dan lebih banyak,” ujar Menko Airlangga.
Peserta yang menerima Kartu Prakerja akan diberikan pemberitahuan melalui email dan/atau SMS. Kartu Prakerja bukanlah kartu fisik, melainkan sebuah kode unik 16 angka yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran pelatihan.
Peserta bisa memilih pelatihan yang diinginkan di platform digital mitra resmi program Kartu Prakerja, yaitu: Tokopedia, Skill Academy by Ruangguru, Maubelajarapa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijarmahir, dan Sisnaker.
Baca Juga: Satu Keluarga di Padang Dinyatakan Positif Terinfeksi Corona Tanpa Gejala
Setiap penerima Kartu Prakerja akan mendapatkan paket manfaat total senilai Rp 3.550.000, yang terdiri dari:
- Bantuan biaya pelatihan sebesar Rp 1.000.000 yang dapat digunakan untuk membeli aneka pelatihan di platform digital mitra.
- Insentif yang akan ditransfer ke rekening bank atau e-wallet LinkAja, Ovo atau GoPay milik peserta.
Insentif ini terdiri dari dua bagian:
- Insentif pasca penuntasan pelatihan pertama sebesar Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan (Rp 2.400.000).
- Insentif pasca pengisian survei evaluasi sebesar Rp 50.000 per survei untuk 3 kali survei (Rp 150.000).
Peserta dapat mengambil pelatihan selanjutnya apabila sudah menuntaskan pelatihan yang pertama. Bantuan akan hangus apabila dalam waktu 30 hari sejak ditetapkan sebagai penerima, peserta belum menggunakan Kartu Prakerja untuk pelatihan pertama. Sisa bantuan biaya pelatihan setelah pelatihan pertama dapat digunakan untuk membeli modul pelatihan selanjutnya hingga 31 Desember 2020.