“Pusat Krisis Terintegrasi akan melakukan pendataan informasi industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19 di seluruh daerah. Kemudian, bersama Pemda akan menerapkan rencana mitigasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu juga membuka forum daring untuk menjaring masukan dari para pelaku dan stakeholder pariwisata sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan langkah lanjutan,” katanya.
Dalam diskusi virtual dengan Forwaparekraf tersebut, hadir pula sebagai narasumber Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani dan Ketua Umum Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati.
Hariyadi Sukamdani menjelaskan, dari data yang masuk ke PHRI saat ini, terdapat 1.266 hotel yang terpaksa tutup di 31 provinsi. Meski belum ada data spesifik mengenai jumlah karyawan yang terdampak penutupan hotel, ia memperkirakan sebanyak lebih dari 150 ribu karyawan yang berstatus cuti di luar tanggungan perusahaan.
“Kami terkendala di pendataan, pihak restoran masih banyak yang belum masuk. Data pekerja yang menuhi standar untuk mendapat bantuan hingga saat ini baru berkisar 74.101. Data tersebut kami prediksi bisa melebihi dari data karyawan yang masuk saat ini,” katanya.
Baca Juga: Kemenparekraf : Masyarakat Tanah Air Respons Positif Gerakan Masker Kain
Sementara itu, Ketua Umum ASITA, menjelaskan sejauh ini, pihaknya terus memonitor semua travel agen anggotanya yang berjumlah sekitar 7.000 di 34 provinsi. Dan terus berkoordinasi dengan seluruh DPD ASITA seluruh Indonesia untuk memantau perkembangan dampak dari wabah COVID-19 ini.
“Mulai sekarang sudah ada yang mengurangi gaji karyawan sebanyak 25 persen. Bahkan travel sudah mengatakan, kalau keadaan seperti ini terus bisa sampai 50 persen. Alhamdulillah ada beberapa travel yang tidak mengurangi karyawan atau tidak melakukan PHK," katanya.