Suara.com - Pemerintah menerbitkan obligasi global atau global bond senilai USD 4,3 miliar. Hal ini menjadikan pemerintahan Presiden Jokowi sebagai pihak yang paling banyak menerbitkan surat utang dalam sejarah Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerbitan surat utang ini merupakan penerbitan terbesar dalam sejarah Indonesia dan yang pertama di Asia saat wabah virus corona covid-19.
"Ini merupakan global bond terbesar yang pernah dikeluarkan pemerintah Indonesia," kata Sri Mulyani dalam video teleconference di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Sri Mulyani menuturkan, penerbitan surat utang ini dimaksudkan menambah dana pemerintah guna penanganan dan pemulihan perekonomian di tengah wabah virus corona.
Baca Juga: Virus Corona Buat IHSG Terpuruk, IPO dan Penerbitan Obligasi Bakal Sepi?
Dia mengatakan, surat utang ini terdiri dari tiga jenis. Pertama, RI 1030 bertenor 10,5 tahun senilai USD 1,65 miliar dolar, dengan yield 3,90 persen.
Kedua, surat utang senilai USD 1,65 miliar yang bertenor 30,5 tahun atau jatuh tempo 17 Oktober 2050, dengan yield atau imbal hasil 4,25 persen.
Ketiga, obligasi senilai USD 1 miliar bertenor 50 tahun atau jatuh tempo 15 April 2070, dengan yield atau imbal hasil 4,50 persen.
"Kami menerbitkan ini dalam rangka menjaga pembiayaan secara aman, dan sekaligus menambah cadangan devisa bagi Bank Indonesia," tutur Sri Mulyani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia alias World Bank ini menambahkan, penerbitan obligasi global dilakukan secara elektronik tanpa pertemuan fisik, dan roadshow dilakukan tanpa tatap muka.
Baca Juga: Bank BJB Lakukan PUB II Obligasi Subordinasi Tahap I