Teror Corona, Bos BI Cerita Banyak Dana Asing Kabur dari Indonesia

Senin, 06 April 2020 | 17:17 WIB
Teror Corona, Bos BI Cerita Banyak Dana Asing Kabur dari Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menceritakan semenjak virus corona merebak di Indonesia, banyak dana asing yang sudah keluar dari Indonesia. Baik dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN) maupun dalam portofolio saham.

Padahal sebelum virus corona heboh di Indonesia dana asing yang masuk sudah lumayan besar.

"Kelihatan, memang di sini lah tadi Bu Menkeu sudah menyampaikan, di global terjadi kepanikan global, di Indonesia, mulai Maret (kasus postif pertama di Indonesia) ini, kelihatan, bagaimana kasus positif terus meningkat. Ini yang kemudian investor global juga melihat, bahwa peningkatan eskalasi kasus positif di Indonesia," kata Perry saat rapat dengar pendapat dengan Anggota Komisi XI DPR RI melalui video teleconference di Jakarta, Senin (6/4/2020).

Dua hal ini lanjut Perry membuat kepanikan bagi para investor global sehingga mereka berbondong-bondong mengeluarkan dana investasinya dari Indonesia.

Baca Juga: Satu Keluarga di Sawah Besar Kena Corona, Ini yang Dilakukan Warga Sekitar

"Yang kemudian menimbulkan gelombang capital outflows (aliran modal keluar) dari Indonesia, kami sampaikan dalam bentuk SBI, SBN, obligasi korporasi dan saham," katanya.

Dirinya pun menjelaskan selama periode sebelum Covid-19 sudah ada sekitar Rp 22,29 triliun dana asing yang masuk ke Indonesia, yang terdiri dari saham sebanyak Rp 3,55 triliun dan SBN sebanyak 22,29 triliun. Tapi semenjak kasus Covid-19 merebak dana asing yang kabur sudah mencapai Rp 171,6 triliun.

"Di situ kelihatan SBN keluar Rp 157,37 triliun kemudian saham Rp 13,26 triliun, dalam periode yang singkat ini, keluar portofolio Rp 171,6 triliun ini memang terjadinya, memang eskalasinya terjadi pada minggu ke dua Maret dan puncaknya pada minggu ketiga maret," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI