Suara.com - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan harga kembali usai sempat naik cukup signifikan pada akhir pekan lalu sebesar 31 persen.
Mengutip Reuters Senin (6/4/2020) harga minyak anjlok sebesar 3 dolar AS per barel ketika pasar dibuka untuk sesi perdagangan Senin, mencerminkan kekhawatiran kelebihan pasokan setelah Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan seputar rencana pemangkasan produksi.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, diperdagangkan lebih rendah 2,39 dolar AS per barel, atau 7 persen.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, merosot 2,41 dolar AS per barel, atau 8,5 persen menjadi 25,93 dolar AS per barel.
Baca Juga: Virus Corona Bawa Harga Minyak Dunia Terus Diobral Murah
Akhir pekan lalu, harga melonjak, dengan kontrak WTI dan Brent membukukan rekor kenaikan persentase mingguan terbesar karena harapan bahwa OPEC dan sekutunya akan mencapai kesepakatan global untuk memotong pasokan minyak mentah di seluruh dunia.
Pandemi Covid-19 yang disebabkan virus corona memangkas permintaan dan perang harga selama sebulan antara Arab Saudi dan Rusia membuat pasar dibanjiri minyak mentah.
Sepanjang bulan ini, harga anjlok karena pasar menunggu rencana pemotongan produksi dari OPEC dan sekutunya.
Akhir pekan lalu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2020 naik 3,02 dolar AS menjadi 28,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Dalam pekan kamarin harga minyak WTI melonjak 31,8 persen.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni 2020 meningkat 4,17 dolar AS menjadi 34,11 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: Gara-gara Corona, Harga Minyak Dunia Sudah Anjlok Lebih dari 50 Persen
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia siap untuk mengambil bagian dalam kesepakatan pemangkasan produksi minyak bersama Saudi dan negara-negara produsen lainnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berharap kesepakatan pemangkasan produksi antara Rusia dan Saudi akan mengurangi pasokan 10 juta barel ke pasar minyak global.