Suara.com - Analis dan investor Wall Street melihat bursa saham akan kembali mendapat tekanan dari Pandemi Virus Corona yang masih menyebar luas di Amerika Serikat (AS) dan dampaknya terhadap ekonomi.
Seperti dilansir Reuters, Indeks utama Wall Street turun lebih dari 1,5 persen pada Jumat akhir pekan lalu karena corona virus tiba-tiba mengakhiri rekor pertumbuhan pekerjaan AS.
Sedangkan, S&P 500 SPX ditutup pada 2.488,65, setelah rebound sekitar 13 persen dari level terendahnya di akhir Maret, meskipun masih turun lebih dari 26 persen dari rekor tertingginya di pertengahan Februari.
Pasar telah menunjukkan beberapa tanda stabilisasi karena investor mendapatkan petunjuk untuk arah investasinya.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Berpotensi Turun, Faisal Basri: Bekukan Omnibus Law
Julian Emanuel di broker-dealer AS BTIG mengharapkan ada pengujian ulang dari posisi terendah Maret pada bulan April, karena kesehatan masyarakat dan berita buruk ekonomi kemungkinan akan mencapai puncaknya.
Emanuel melanjutkan, ekonomi semua negara bukan pulih di akhir April, melainkan bisa pulih pada Mei 2020 nanti.
"Ketika berita utama paling merugikan, harapan langka, dan emosi tinggi. kami ingin siap untuk waktu itu, dan kami pikir itu akan datang pada bulan April."