Erick Thohir Beberkan BUMN-BUMN yang Ikut Kesakitan Akibat Virus Corona

Jum'at, 03 April 2020 | 19:01 WIB
Erick Thohir Beberkan BUMN-BUMN yang Ikut Kesakitan Akibat Virus Corona
Menteri BUMN Erick Thohir saat sidak di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. (Suara.com/Ria Rizki).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan kesakitan para BUMN-BUMN digempur Virus Covid-19 atau Virus Corona. Hal itu, ia ungkapkan saat rapat kerja virtual bersama Komisi VI DPR RI.

Mantan Ketua INASGOC ini membeberkan, arus kas atau cash flow beberapa BUMN terganggu akibat virus yang berasal dari China itu.

"Cash flow Pertamina dan PLN akan terganggu karena kurs rupiah. PLN ada bonds Rp 350 triliun yang sebagian besar dolar AS. Pertamina impor dengan dolar jual dalam rupiah. Kita rapat direksi Pertamina untuk memastikan cash flow mereka lancar dan tidak terganggu," ujar Erick Thohir di Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Selain itu, lanjut Erick, utang dari BUMN-BUMN banyak yang sudah jatuh tempo. Namun, BUMN-BUMN sulit mencicil karena operasional terganggu, akibat Covid-19.

Baca Juga: 80 Anak Hingga Cucu Usaha 3 BUMN Raksasa Ini Kena Efisiensi

"Utang jatuh tempo Garuda 500 juta dolar AS tapi industri airline sedang colapse. Bulog tekanan utang jangka pendek karena keterbatasan kas dan penumpukan inventory. Udah bicara, akan digelontorkan untuk rakyat miskin," jelas dia.

"BUMN karya proyeknya jangka Panjang dibiayai himbara jangka pendek. Kemungkinan kita akan coba utang jangka pendek dijadikan jangka Panjang," tambah Erick.

Selain itu, Mantan Presiden Klub Inter Milan ini menyatakan kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) para Himpunan Bank Negara (Himbara) akan meningkat, akibat banyak usaha yang mandek sehingga sulit membayarkan kreditnya.

"Yang pasti juga sektor pariwisata Angkasa Pura, ASDP, Pelni bisa minus," tutup Erick.

Baca Juga: Suntikan Modal BUMN Banyak Disunat Imbas Corona, Ini Kata Erick Thohir

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI