Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 diperkirakan akan menembus angka 3 persen. Bahkan jika situasi memburuk akibat pandemi virus corona atau Covid-19 defisit bisa mencapai 5 persen.
Atas defisit tersebut merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan tidak pernah terduga oleh Sri Mulyani.
"Pertama kalinya sejak era reformasi, usulkan Perppu yang amanatkan bahwa kita dibolehkan untuk tingkatkan defisit fiskal di atas 3 persen," kata Sri Mulyani dalam video teleconference di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menjelaskan situasi merebaknya virus corona merupakan peristiwa yang bukan hanya soal krisis kesehatan saja. Tetapi juga sudah menjadi bagian krisis sektor yang lain seperti perekonomian.
Baca Juga: Gara-gara Corona, Jokowi Sebut Defisit APBN Bisa Tembus 5,07 Persen
"Ini adalah suasana yang sangat tidak biasa, unprecedented (tidak pernah terjadi sebelumnya) dan extraordinary (luar biasa)," tambahnya.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) sebagai payung hukum relaksasi defisit APBN tahun ini. Dalam perppu tersebut, defisit APBN 2020 diproyeksi mencapai 5,07 persen.
Kendati begitu, Jokowi mengingatkan agar defisit yang di atas 3 persen ini tidak berlangsung lebih dari tiga tahun. Artinya, defisit harus kembali di bawah 3 persen pada 2023 mendatang.
"Oleh karena itu kita harus tangani mindset tidak biasa. Banyak langkah tidak konvensional yang harus dialkukan seperti Perppu 1 Tahun 2020 berisi pilar keuangan negara, pajak dan sektor keuangan. Perppu ini miliki impikasi luar biasa. Kita harap dengan Perppu, pemerintah pusat dan daerah bersama masyarakat akan bisa tangani covid secara lebih siap," katanya.
Baca Juga: Pajak Dibebaskan 6 Bulan, Jurang Defisit Makin Lebar