Suara.com - Harga minyak dunia terus mengalami tekanan akibat merebaknya virus corona atau Covid-19 di sejumlah negara di dunia. Hingga kuartal 1 2020 ini, harga minyak sudah anjlok lebih dari 50 persen.
Minyak berjangka mengakhiri kuartal yang volatile dengan kerugian terbesar dalam sejarah, ketika West Texas Intermediate (WTI) dan Brent tertekan sepanjang Maret karena pembekuan ekonomi global akibat pandemi virus yang berasal dari Kota Wuhan China tersebut.
Mengutip Reuters, Rabu (1/4/2020) harga minyak WTI ditutup naik 39 sen menjadi 20,48 per barel, tapi harga ini sudah jatuh 54 persen selama Maret dan 66 persen untuk kuartal pertama, penurunan terburuk sejak awal kontrak itu dimulai pada 1983.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Mei, patokan internasional, mengakhiri sesi 2 sen lebih rendah menjadi 22,74 dolar AS per barel menjelang kedaluwarsa.
Baca Juga: Bintang Star Wars, Andrew Jack Meninggal Akibat Virus Corona
Brent telah merosot 66 persen pada kuartal pertama dan 55 persen untuk periode Maret, persentase penurunan kuartalan dan bulanan terburuk dalam rekor.
Kontrak Juni untuk Brent berakhir 7 sen lebih rendah menjadi 26,35 dolar AS per barel.
Minyak menarik beberapa pembeli setelah Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, sepakat untuk berbicara tentang menstabilkan pasar energi. Pasar berada dalam kekacauan selama lebih dari tiga pekan setelah Arab Saudi dan Rusia tidak dapat mencapai kesepakatan untuk membatasi pasokan guna memerangi pandemi virus korona.